Jumat, 06 Februari 2015

Manusia dan Kegelisahan


 
Manusia dan Kegelisahan


Disusun oleh :
Nama : Anisa Nur Arifah
NPM : 11514289
Kelas : 1PA15





Universitas Gunadarma
Jl. KH Noer Ali, Kalimalang Bekasi telp (021) 88860117




10.1. Kegelisahan
Kegelisahan berasal dari kata gelisah, yang berarti tidak tenteram hatinya, selalu merasa khawatir, tidak tenang, tidak sabar, cemas. Sehingga kegelisahan merupakan hal yang menggambarkan seseorang tidak tenteram hati maupun perbuatannya, merasa khawatir, tidak tenang dalam tingkah lakunya, tidak sabar ataupun dalam kecemasan.                             
Sigmund Freud ahli psikoanalisa berpendapat, bahwa ada tiga macam kecemasan yang menimpa manusia yaitu :
A. Kecemasan kenyataan (obyektit)
B. Kecemasan neorotik          
C. Kecemasan moril.

10.2.  Sebab – sebab orang gelisa
Apabila kita kaji, sebab-sebab orang gelisah adalah karena pada hakikatnya orang takut kehilangan hak-haknya. Hal itu adalah akibat dari suatu ancaman, baik ancaman dari luar maupun dari dalam.

Contoh :
Bila ada suatu tanda bahaya (bahaya banjir, gunung meletus, atau perampokan), orang tentu akan gelisah. Hal itu disebabkan karena bahaya itu mengancam akan hilangnya beberapa hak orang sekaligus. misalnya hak hidup, hak milik, hak memperoleh perlindungan, hak kemerdekaan hidup, dan mungkin hak nama baik. Kalau misalnya, kentongan dipukul terus menerus dan disambung bersaut-sautan makin lama makin dekat, tentu orang-orang akan gelisah. Gerangan apakah yang akan terjadi? Meskipun berita peristiwa belum ada, tetapi yang jelas itu merupakan tanda bahaya.

10.3.  Usaha – usaha mengatasi kegelisahan
Mengatasi kegelisahan ini pertama-tama harus mulai dari diri kita sendiri, yaitu kita harus bersikap tenang. Dengan sikap tenang kita dapat berpikir tenang, sehingga segala kesulitan dapat kita atasi.

Contoh:
Dokter yang menghadapi istri dan anaknya yang sedang sakit, justru tidak dapat
merasa tenang, karena ada ancaman terhadap haknya. Dokter tidak dapat berbuat apa-apa
bila menghadapi keluarganya yang sakit, karena ia merasa khawatir. Dalam hal ini
dokter itu harus bersikap seperti menghadapi pasien yang bukan keluarganya.

10.4. Keterasingan
Keterasingan berasal dari kata terasing, dan kata itu adalah dari kata dasar asing. Kata asing berarti sendiri, tidak dikenal orang, sehingga kata terasing berarti, tersisihkan dari pergaulan, terpisahkan dari yang lain, atau terpencil. Jadi kata keterasingan berarti hal-hal yang berkenaan dengan tersisihkan dari pergaulan, terpencil atau terpisah dari yang lain.
Terasing atau keterasingan adalah bagian hidup manusia. Sebentar atau lama orang pernah mengalami hidup dalam keterasingan, sudah tentu dengan sebab dan kadar yang berbeda satu sama lain

10.5. Kesepian
Kesepian berasal dari kata sepi yang berarti sunyi atau lengang, sehingga kata kesepian berarti merasa sunyi atau lengang. tidak berteman. Setiap orang pernah mengalami kesepian, karena kesepian bagian hidup manusia, lama rasa sepi itu bergantung kepada mental orang dan kasus penyebabnya.

Sebab – sebab terjadinya kesepian
Frustasi dapat mengakibatkan kesepian. Dalam hal seperti itu orang tidak mau diganggu, ia lebih senang dalam keadaan sepi, tidak suka bergaul, dan sebagainya. Ia lebih senang hidup sendiri.

Contoh orang kesepian
Pangeran Sidharta, putra raja Kapilawastu, meninggalkan istana, tempat kemewahan, keramaian. dan ketidakpastian. Karena frustasi menyaksikan kontradiksi keadaan istana dengan keadaan luar istana yang penuh penderitaan, maka ia meninggalkan istana pergi ke tempat yang sepi, mencari hakikat hidup.

10.6. Ketidakpastiian
Ketidakpastian berasal dari kata tidak pasti artinya tidak menentu, tidak dapat ditentukan. tidak tahu, tanpa arah yang jelas, tanpa asal-usul yang jelas. Ketidakpastian artinya keadaan yang tidak pasti, tidak tentu, tidak dapat ditentukan, tidak tahu, keadaan tanpa arah yang jelas, keadaan tanpa asal-usul yang jelas. Itu semua adalah akibat pikirannya tidak dapat konsentrasi. Ketidakkonsentrasian disebabkan oleh berbagai sebab, yang jelas pikirannya kacau.

Beberapa sebab orang tak dapat berpikir dengan pasti ialah :
a.      Obsesi
Contoh :
Seorang pedagang yang maju pesat, pada suatu saat terpikir olehnya ada kawannya yang ingin menjatuhkannya. Pikiran itu tidak hilang, tetapi justru menjadi-jadi. Apalagi setelah ia merugi.

b.      Phobia
ialah rasa ketakutan yang tak terkendali, tidak normal, kepada sesuatu hal atau kejadian tanpa diketahui sebab-sebabnya

c.       Kompulasi
Contoh :
Keinginan untuk mengambil barang (mencuri), padahal barang itu tak bermanfaat
baginya, dan andaikan ingin membeli, mampu juga dia (kleptomania).

d.      Histeria
Contoh :
Ketika lbu Acep sedang melayani anaknya makan, datang orang-orang mengetuk
pintu, mengucap salam. Dijawabnya dan keluarlah ia. Di luar, kagetlah ia melihat orang  banyak mengusung jenazah yang di tutu pi kain. Ibu itu langsung bertanya siapa itu ? . " itu kan bukan Kang Acep !" semua orang yang ditanya diam. Akhimya dia berteriak histeris lalu pingsan.

e.       Delusi
Contoh :
Pak Jaya orang kampung pada suatu hari dipanggil ke pengadilan untuk diminta kesaksiannya. Tetapi karena takutnya, ia gemetar, keringat dingin mengucur, ditanya ini itu tak bisa menjawab, mulutnya gemetar. Akhirnya jaksa tak memperoleh kesaksian apa-apa darinya.

f.       Halusinasi
Khayalan yang terjadi tanpa rangsangan panca indera. Dengan sugesti diri orang dapat juga berhalusinasi. Halusinasi buatan, misalnya dapat dialami oleh orang mabuk atau pemakai obat bius.

g.      Keadaan emosi
Contoh :
Dalam liburan, seperti biasa Samsul bahri pulang ke kampungnya, dan biasa pula setiap pulangnya Samsul bermain ke rumah Nurbaya, bekas pacarnya. Kedatangan Samsul di rumah Nurbaya ialah untuk mengulang cintanya. Pada saat itu terketahuilah Samsul bahri oleh Datuk Maringgih, suami Nurbaya. Melihat itu Samsul bahkan menghamtarn si tua bangka itu. Siti Nurbaya menjerit histeris. Jeritan itu terdengar oleh ayah Nurbaya; ayah Nurbaya keluar melihat kejadian itu gemetar, jatuh terus meninggal.


10.7. Usaha – usaha ketidakpastiian
Orang yang tidak dapat berpikir dengan baik, atau kacau pikirannya ada bermacam-macam penyebabnya. Untuk dapat menyembuhkan keadaan itu bergantung kepada mental si penderita. Andaikata penyebab sudah diketahui, kemungkinan juga tidak dapat sembuh. Bila hal itu terjadi, maka jalan yang paling baik bagi penderita ialah diajak atau pergi sendiri ke psikolog.
Bila penyebabnya itu jelas, misalnya rindu, obatnya mudah, yaitu dipertemukan dengan orang yang dirindukan. Phobia atau jenis takut bisa dilatih dari sedikit, sehingga tidak takut Iagi. Orang takut ular, takut ulat yang berbulu, dapat disembuhkan karena dibiasakan dengan benda-benda tersebut.

REFERENSI :
 
Nugroho.Widyo, Muchji.Ahmad (1994). Ilmu Budaya Dasar. Jakarta: Gunadarma

Tidak ada komentar:

Posting Komentar