Minggu, 28 Desember 2014

Manusia dan Tanggung Jawab




Manusia dan Tanggung Jawab


Disusun oleh :
Nama : Anisa Nur Arifah
NPM : 11514289
Kelas : 1PA15





Universitas Gunadarma
Jl. KH Noer Ali, Kalimalang Bekasi telp (021) 88860117








9.1 Tanggung jawab

  • Pengertian tanggung jawab

Tanggung jawab menurut kamus umum Bahasa Indonesia adalah, keadaan wajib menanggung segala sesuatunya. Sehingga bertanggung jawab menurut kamus umum Bahasa Indoneia adalah berkewajiban menanggung, memikul jawab, menanggung segala sesuatunya, atau memberikan jawab dan menanggung akibatnya.
Tanggung jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatannya yang disengaja maupun yang tidak disengaja. Tanggung jawab juga berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan kewajibannya.
  Tanggung jawab adalah ciri manusia beradab (berbudaya). Manusia merasa bertanggung jawab karena ia menyadari akibat baik atau buruk perbuatannya itu, dan menyadari pula bahwa pihak lain memerlukan pengabdian atau pengorbanannya. Untuk memperoleh atau meningkatkan kesadaran bertanggung jawab perlu ditempuh usaha melalui pendidikan, penyuluhan, keteladanan, dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

9.2 Macam-macam tanggung jawab
  • Jenis-jenis tanggung jawab dan contohnya
1.      Tanggung jawab terhadap diri sendiri, menuntut kesadaran setiap orang untuk memenuhi kewajubannya sendiri dalam mengembangkan kepribadian sebagai manusia pribadi.
Ø  Contoh :
Rudi membaca sambil berjalan. Meskipun sebentar-sebentar ia melihat jalan, tetap juga ia lengah, dan terperosok ke sebuah lubang. Kakinya terkilir. Ia menyesalidirinya sendiri akan kejadian itu. Ia harus beristirahat dirumah beberapa hari. Konsekuensinya tinggal dirumah beberapa hari merupakan tanggung jawab sendiri akan kelengahannya.

2.      Tanggung jawab terhadap keluarga, keluarga merupakan masyarakat kecil. Keluarga terdiri dari suami-istri, ayah-ibu, dana anak-anak, dan juga orang lain yang menjadi anggotanya. Tiap anggota keluarga wajib bertanggung jawab kepada keluarganya.
Ø  Contoh :
Seorang ibu telah dikaruniai tiga anak, kemudian oleh sesuatu sebab suaminya meninggal dunia, karena ia tidak mempunyai pekerjaan/tidak bekerja pada waktu suaminya masih hidup maka demi rasa tanggung jawabnya terhadap keluarga ia melacurkan diri.
Ditinjau dari segi moral hal ini tidak bisa diterima karena melacurkan diri termasuk tindakan kutuk, tetapi dari segi tanggung jawab ia termasuk orang yang dipuji, karena demi rasa tangggung jawab terhadap keluarga ia rela berkorban menjadi manusia yang hina dan dikutuk.

3.      Tanggung jawab terhadap masyarakat,  pada hakekatnya manusia tidak bisa hidup tanpa bantuan manusia lain, sesuai dengan kedudukannya sebagai mahluk sosial.
Ø  Contoh :
Hanafi terlalu congkak dan sornbong, ia mengejek dan menghina pakaian pengantin adat Minangkabau. Ia tidak memakai pakaian itu, bahkan penutup kepala yang dikeramatkan pun semula ditolak. Tetapi setelah ada ancaman dari pihak pengiring, terpaksa Hanafi mau memakainya juga. Di dalam peralatan itu hampir-hampir pernikahan dibatalkan, karena timbul perselisihan antara pihak kaum perempuan dengan pihak kaum laki-laki. Pangkalnya dari Hanafi juga. Ia berkata pakaian mempelai yang masih sekarang dilazimkan di negerinya, yaitu pakaian secara zaman dahulu, disebutkannya cara anak komedi Istambul. Jika ia dipaksa memakai secara itu, sukalah urung sahaja, demikian katanya dengan pendek. Setelah timbul pertengkaran di dalam keluarga pihaknya sendiri akhimya diterimalah, bahwa ia memakai smoking, yaitu jas hitam, celana hitam, dengan berompi dan berdasi putih. Tetapi waktu hendak menutup kepalanya, sudah berselisih pula. Dengan kekerasan ia menolak pakaian dester suluk, yaitu pakaian orang Minangkabau. Bertangisan sekalipun perempuan meminta supaya ia jangan menolak tanda keminangkabauan yang satu, yaitu selama beralat saja. Jika peralatan sudah selesai, bolehlah ia nanti memakai sekehendak hatinya pula. Hanafi tetap menolak kehendak orang tua, ia tidak hendak menutup kepala, karena lebih gila pula dari pada anak komidi, bila memakai dester saluk dengan baju smoking dan dasi. Setelah ibunya sendiri hilang sabamya dan memukul-mukul dada di muka anak yang "terpelajar" itu, barulah Hanafi menurut kehendak orang banyak, sambil mengeluh clan teringat akan badannya yang sudah "tergadai". Untunglah ia menurutkan hal menutup kepala itu, karena sekalian pengantar dan pasuinandan (pengiring bangsa perempuan) sudah berkata bahwa mereka tak sudi mengiringkan "mempelai didong". Akhimya Hanafi tunduk pula dengan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat, Meskipun harus bersitegang dahulu. Sebagai pertanggungjawaban kecongkakan dan kesombongannya itu, Hanafi harus menerima rasa antipati dari masyarakat Minangkabau yang sangat ketat terhadap adat itu (salah asuhan).

4.      Tanggung jawab kepada bangsa / Negara, suatu kenyataan lagi, bahwa tiap manusia, tiap individu adalah warga negara suatu negara. Dalam berpikir, berbuat, bertindak, bertingkah laku manusia terikat oleh norma-norma atau ukuran-ukuran yang dibuat oleh negara.
Ø  Contoh :
Dalam novel jalan tak ada ujung karya Muchtar Lubis. Guru Isa yang terkenal sebagai guru yang baik, terpaksa mencuri barang-barang milik sekolah demi rumah tangganya. Perbuatan guru isa ini harus pula dipertanggung jawabkan kepada pemerintah, kalau perbuatan itu diketahui ia harus berurusan dengan pihak kepolisian dan pengadilan
5.      Tanggung jawab terhadap Tuhan, Tuhan menciptakan manusia di bumi ini bukanlah tanpa tanggung jawab, melainkan untuk mengisi kehidupannya manusia mempunyai tanggung jawab Iangsnng ternadap Tuhan.
Ø  Contoh :
Seorang biarawati dengan ikhlas tidak menikah selama hidupnya karena dituntut tanggung jawabnya terhadap Tuhan sesuai dengan hokum-hukum yang ada pada agamanya, hal ini dilakukan agar ia adapat sepenuhnya mengabdikan diri kepada Tuhan demi rasa tanggung jawabnya. Dalam rangka memenuhi tanggung jawab ini ia berkorban tidak memenuhi kodrat manusia pada umumnya yang seharusnya meneruskan keturunannya, yang sebetulnya juga merupakan sebagian tanggung jawabnya sebagai mahluk Tuhan


9.3 Pengabdian dan pengorbana
  • Pengertian pengabdian
Pengabdian adalah perbuatan baik yang berupa pikiran, pendapat ataupun tenaga sebagai perwujudan kesetiaan, cinta, kasih sayang, hormat atau satu ikatan dan semua itu dilakukan dengan ikhlas.
Pengabdian itu pada hakekatnya adalah rasa tanggung jawab. Apabila orang bekerja keras sehari penuh untuk mencukupi kebutuhan, hal itu berarti mengabdi kepada keluarga.

  • Macam-macam pengabdian
Ø  Pengabdian terhadap Tuhan yang Maha
Ø  Pengabdian kepada keluarga
Ø  Pengabdian terhadap Negara
Ø  Pengabdian terhadap agama

  • Contoh pengabdian dalam kehidupan sehari-hari
Sepasang suami istri guru sekolah dasar di sebuah desa. Anaknya cukup banyak, yaitu 6 orang. Untuk dapat memenuhi kebutuhan keluarga besar tersebut, si ibu tetap bekerja sebagai guru, karena tahu bahwa gaji suaminya juga kecil. Si ibu dirumah tidak melepaskan tanggung jawabnya sebagai ibu rumah tangga, karena memang tidak mampu membayar pembantu. Untuk urusan pendidikan di sekolah si bapak yang bertanggung jawab, sedangkan si ibu untuk urusan pendidikan yang bersangkutan dengan rumah tangga. Si bapak membimbing putra-putrinya dalam belajar di rumah malam hari, sedangkan siang hari saling dengan praktek biologi seperti menanam sayur, memelihara ternak yang hasilnya bisa langsung dimanfaatkan oleh keluarga. Si Ibu mengajar putra-putrinya memasak, mencuci piring, mencuci pakaian, membersihkan rumah. Anak-anaknya yang mulai besar menjadi semacam asistennya. Setelah anak-anaknya mulai harus sekolah di kota, mereka itu hanya disewakan kamar yang murah dengan harus memasak dan mencuci sendiri yang sudah terlatih baik waktu di desa. Demikianlah maka kamar itu makin banyak penghuninya oleh adik-adik yang juga menyusul kakak untuk belajar di kota. Sekali seminggu seorang pulang untuk mengambil uang dan perbekalan di desa, dan sekali sebulan ayah ibu datang ke kota untuk tetap mengakrabkan hubungan mereka sebagai keluarga, sekaligus mengontrol apakah anak-anaknya menjalankan kewajibannya secara benar. Hal demikian juga dilakukan oleh keluarga itu waktu anak terbesar harus masuk ke perguruan tinggi. Pada waktu si sulung sudah tamat dan bekerja, ia pindah ke tempat kerjanya dan berfungsi sebagai donatur terhadap adik-adiknya. Alhasil seluruh putra-putri keluarga guru tersebut dapat menamatkan sekolahnya dan menjadi sarjana. Sementara itu si bapak dan ibu bertahan bekerja sebagai guru di desa demi mengabdi kepada putra-putrinya agar dapat menjadi manusia yang hidupnya tidak sesulit dirinya. Waktu mereka sudah pensiun, mereka merasakan bahwa pengabdiannya pada putra-putrinya juga sudah cukup, mereka merasa puas karena mampu membekali putra-putrinya dengan ilmu yang dijadikan kail dalam menempuh kehidupan ini. Orang tua itu tidak membekali dengan ikan, karena akan cepat habis tanpa bekas!

  •  Pengertian pengorbanan
Pengorbanan berasal dari kata korban atau kurban yang berarti persembahan, sehingga pengorbanan berarti pemberian untuk menyatakan kebaktian. Dengan demikian pengorbanan yang bersifat kebaktian itu mengandung unsur keikhlasan yang tidak mengandung pamrih. Suatu pemberian yang didasarkan atas kesadaran moral yang tulus ikhlas semata-mata.
Pengorbanan dalam arti pemberian sebagai tanda kebaktian tanpa pamrih dapat dirasakan bila kita membaca atau mendengarkan kotbah agama.
  •  Macam-macam pengorbanan
Ø  pengorbanan demi keluarga
Ø  pengorbanan demi negara
Ø  pengorbanan demi Tuhan
Ø  pengorbanan harta benda
Ø  pengorbanan pikiran
Ø  pengorbanan perasaan
Ø  pengorbanan tenaga

  •   Akibat dari pengorbanan
Pengorbanan merupakan akibat dari pengabdian. Pengorbanan dapat berupa harta benda, pikiran, perasaan, bahkan dapat juga berupa jiwanya. Pengorbanan diserahkan secara ikhlas tanpa pamrih, tanpa ada perjanjian, tanpa ada transaksi, kapan saja diperlukan. Pengabdian lebih banyak menunjuk kepada perbuatan sedangkan, pengorbanan lebih banyak menunjuk kepada pemberian sesuatu misalnya berupa pikiran, perasaan, tenaga, biaya, waktu.

  • Contoh tentang pengorbanan
Pangeran Sidharta Gautama dari Kapilawastu diharapkan oleh ayahnya untuk kemudian menggantikan kedudukannya sebagai raja. Tetapi, Pangeran tersebut lebih tertarik pada kehidupan pertapa untuk memperoleh penerangan agung bagaimana caranya manusia dapat membebaskan dirinya dari sengsara (samsara) melalui pelepasan (mokhsa) dan mencapai kehidupan abadi di surge (nirvana). Ia mengorbankan kehidupannya yang mewah duniawi dalam istana, ia mengorbankan kepentingan umat manusia yang bodoh (avidhya) perlu di dahulukan. Usahanya berhasil memperoleh penerangan agung di tempat pertapaan Bodh Gaya, yang kemudian disiarkan kepada umat manusia. Ia rela mengorbankan duniawinya, keluarganya, demi kepentingan umat manusia yang derajatnya lebih tinggi. Ia menjadi seorang Budha yang akhirnya tidak dilahirkan kembali dan menjadi pendiri agama Budha.
Nabi Ibrahim mendapat perntah dari Allah untuk mengorbankan putra tunggalnya Ismail. Walaupun ia sangat sayang kepada putranya tersebut, perintah Allah untuk mengorbankan tetap dipatuhinya. Allah menguji kesetiaan dan besarnya pengorbanan Nabi Ibrahim. Nabi Ibrahim tidak sampai hati melihat pisaunya dipotongkan ke leher putranya, tetapi ia sudah bertekad setia menjalankan perintahNya. Kemudian terbukti, bahwa putra yang mau dikorbankan kepada Allah sudah berganti dengan biri-biri. Pengorbanan yang dilakukan oleh Nabi Ibrahim kepada Allah lebih tinggi kadarnya daripada pengorbanan oleh Nabi Ibrahim sekarang yang ditiru oleh umat islam yang menjalankan ibadah haji di tanah suci maupun umat islam di wilayah lain dengan mengorbankan ternak untuk keperluan fakir miskin pada hari raya Idul Qurban.



Referensi :
Nugroho.Widyo, Muchji.Ahmad (1994). Ilmu Budaya Dasar. Jakarta: Gunadarma