Manusia
dan Tanggung Jawab
Disusun oleh :
Nama : Anisa Nur Arifah
NPM : 11514289
Kelas : 1PA15
Universitas
Gunadarma
Jl.
KH Noer Ali, Kalimalang Bekasi telp (021) 88860117
9.1
Tanggung jawab
- Pengertian tanggung jawab
Tanggung
jawab menurut kamus umum Bahasa Indonesia adalah, keadaan wajib menanggung
segala sesuatunya. Sehingga bertanggung jawab menurut kamus umum Bahasa
Indoneia adalah berkewajiban menanggung, memikul jawab, menanggung segala
sesuatunya, atau memberikan jawab dan menanggung akibatnya.
Tanggung
jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatannya yang
disengaja maupun yang tidak disengaja. Tanggung jawab juga berarti berbuat
sebagai perwujudan kesadaran akan kewajibannya.
Tanggung jawab adalah ciri manusia beradab (berbudaya). Manusia merasa
bertanggung jawab karena ia menyadari akibat baik atau buruk perbuatannya itu,
dan menyadari pula bahwa pihak lain memerlukan pengabdian atau pengorbanannya.
Untuk memperoleh atau meningkatkan kesadaran bertanggung jawab perlu ditempuh usaha
melalui pendidikan, penyuluhan, keteladanan, dan takwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa.
9.2
Macam-macam tanggung jawab
- Jenis-jenis tanggung jawab dan contohnya
1. Tanggung jawab terhadap diri
sendiri, menuntut kesadaran setiap orang untuk memenuhi
kewajubannya sendiri dalam mengembangkan kepribadian sebagai manusia pribadi.
Ø Contoh
:
Rudi
membaca sambil berjalan. Meskipun sebentar-sebentar ia melihat jalan, tetap
juga ia lengah, dan terperosok ke sebuah lubang. Kakinya terkilir. Ia
menyesalidirinya sendiri akan kejadian itu. Ia harus beristirahat dirumah
beberapa hari. Konsekuensinya tinggal dirumah beberapa hari merupakan tanggung
jawab sendiri akan kelengahannya.
2. Tanggung jawab terhadap keluarga,
keluarga merupakan masyarakat kecil. Keluarga terdiri dari suami-istri,
ayah-ibu, dana anak-anak, dan juga orang lain yang menjadi anggotanya. Tiap
anggota keluarga wajib bertanggung jawab kepada keluarganya.
Ø Contoh
:
Seorang ibu telah dikaruniai tiga anak, kemudian
oleh sesuatu sebab suaminya meninggal dunia, karena ia tidak mempunyai
pekerjaan/tidak bekerja pada waktu suaminya masih hidup maka demi rasa tanggung
jawabnya terhadap keluarga ia melacurkan diri.
Ditinjau dari segi moral hal ini tidak bisa
diterima karena melacurkan diri termasuk tindakan kutuk, tetapi dari segi
tanggung jawab ia termasuk orang yang dipuji, karena demi rasa tangggung jawab
terhadap keluarga ia rela berkorban menjadi manusia yang hina dan dikutuk.
3. Tanggung jawab terhadap masyarakat,
pada hakekatnya manusia tidak bisa hidup
tanpa bantuan manusia lain, sesuai dengan kedudukannya sebagai mahluk sosial.
Ø Contoh
:
Hanafi
terlalu congkak dan sornbong, ia mengejek dan menghina pakaian pengantin adat
Minangkabau. Ia tidak memakai pakaian itu, bahkan penutup kepala yang
dikeramatkan pun semula ditolak. Tetapi setelah ada ancaman dari pihak
pengiring, terpaksa Hanafi mau memakainya juga. Di dalam peralatan itu
hampir-hampir pernikahan dibatalkan, karena timbul perselisihan antara pihak
kaum perempuan dengan pihak kaum laki-laki. Pangkalnya dari Hanafi juga. Ia
berkata pakaian mempelai yang masih sekarang dilazimkan di negerinya, yaitu
pakaian secara zaman dahulu, disebutkannya cara anak komedi Istambul. Jika ia
dipaksa memakai secara itu, sukalah urung sahaja, demikian katanya dengan
pendek. Setelah timbul pertengkaran di dalam keluarga pihaknya sendiri akhimya
diterimalah, bahwa ia memakai smoking, yaitu jas hitam, celana hitam, dengan
berompi dan berdasi putih. Tetapi waktu hendak menutup kepalanya, sudah
berselisih pula. Dengan kekerasan ia menolak pakaian dester suluk, yaitu pakaian
orang Minangkabau. Bertangisan sekalipun perempuan meminta supaya ia jangan
menolak tanda keminangkabauan yang satu, yaitu selama beralat saja. Jika
peralatan sudah selesai, bolehlah ia nanti memakai sekehendak hatinya pula.
Hanafi tetap menolak kehendak orang tua, ia tidak hendak menutup kepala, karena
lebih gila pula dari pada anak komidi, bila memakai dester saluk dengan baju
smoking dan dasi. Setelah ibunya sendiri hilang sabamya dan memukul-mukul dada
di muka anak yang "terpelajar" itu, barulah Hanafi menurut kehendak
orang banyak, sambil mengeluh clan teringat akan badannya yang sudah
"tergadai". Untunglah ia menurutkan hal menutup kepala itu, karena
sekalian pengantar dan pasuinandan (pengiring bangsa perempuan) sudah berkata
bahwa mereka tak sudi mengiringkan "mempelai didong". Akhimya Hanafi
tunduk pula dengan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat, Meskipun harus bersitegang
dahulu. Sebagai pertanggungjawaban kecongkakan dan kesombongannya itu, Hanafi harus
menerima rasa antipati dari masyarakat Minangkabau yang sangat ketat terhadap
adat itu (salah asuhan).
4. Tanggung jawab kepada bangsa / Negara,
suatu kenyataan lagi, bahwa tiap manusia, tiap individu adalah warga negara
suatu negara. Dalam berpikir, berbuat, bertindak, bertingkah laku manusia
terikat oleh norma-norma atau ukuran-ukuran yang dibuat oleh negara.
Ø Contoh
:
Dalam
novel jalan tak ada ujung karya Muchtar Lubis. Guru Isa yang terkenal sebagai
guru yang baik, terpaksa mencuri barang-barang milik sekolah demi rumah
tangganya. Perbuatan guru isa ini harus pula dipertanggung jawabkan kepada
pemerintah, kalau perbuatan itu diketahui ia harus berurusan dengan pihak
kepolisian dan pengadilan
5.
Tanggung jawab
terhadap Tuhan, Tuhan menciptakan manusia di bumi ini bukanlah tanpa
tanggung jawab, melainkan untuk mengisi kehidupannya manusia mempunyai tanggung
jawab Iangsnng ternadap Tuhan.
Ø Contoh :
Seorang biarawati dengan ikhlas tidak
menikah selama hidupnya karena dituntut tanggung jawabnya terhadap Tuhan sesuai
dengan hokum-hukum yang ada pada agamanya, hal ini dilakukan agar ia adapat
sepenuhnya mengabdikan diri kepada Tuhan demi rasa tanggung jawabnya. Dalam rangka
memenuhi tanggung jawab ini ia berkorban tidak memenuhi kodrat manusia pada
umumnya yang seharusnya meneruskan keturunannya, yang sebetulnya juga merupakan
sebagian tanggung jawabnya sebagai mahluk Tuhan
9.3
Pengabdian dan pengorbana
- Pengertian pengabdian
Pengabdian adalah perbuatan baik yang berupa pikiran, pendapat ataupun
tenaga sebagai perwujudan kesetiaan, cinta, kasih sayang, hormat atau satu
ikatan dan semua itu dilakukan dengan ikhlas.
Pengabdian itu pada hakekatnya adalah rasa tanggung jawab. Apabila
orang bekerja keras sehari penuh untuk mencukupi kebutuhan, hal itu berarti
mengabdi kepada keluarga.
- Macam-macam pengabdian
Ø Pengabdian
terhadap Tuhan yang Maha
Ø Pengabdian
kepada keluarga
Ø Pengabdian
terhadap Negara
Ø Pengabdian
terhadap agama
- Contoh pengabdian dalam kehidupan sehari-hari
Sepasang
suami istri guru sekolah dasar di sebuah desa. Anaknya cukup banyak, yaitu 6
orang. Untuk dapat memenuhi kebutuhan keluarga besar tersebut, si ibu tetap
bekerja sebagai guru, karena tahu bahwa gaji suaminya juga kecil. Si ibu
dirumah tidak melepaskan tanggung jawabnya sebagai ibu rumah tangga, karena
memang tidak mampu membayar pembantu. Untuk urusan pendidikan di sekolah si
bapak yang bertanggung jawab, sedangkan si ibu untuk urusan pendidikan yang
bersangkutan dengan rumah tangga. Si bapak membimbing putra-putrinya dalam
belajar di rumah malam hari, sedangkan siang hari saling dengan praktek biologi
seperti menanam sayur, memelihara ternak yang hasilnya bisa langsung
dimanfaatkan oleh keluarga. Si Ibu mengajar putra-putrinya memasak, mencuci
piring, mencuci pakaian, membersihkan rumah. Anak-anaknya yang mulai besar
menjadi semacam asistennya. Setelah anak-anaknya mulai harus sekolah di kota,
mereka itu hanya disewakan kamar yang murah dengan harus memasak dan mencuci
sendiri yang sudah terlatih baik waktu di desa. Demikianlah maka kamar itu
makin banyak penghuninya oleh adik-adik yang juga menyusul kakak untuk belajar
di kota. Sekali seminggu seorang pulang untuk mengambil uang dan perbekalan di
desa, dan sekali sebulan ayah ibu datang ke kota untuk tetap mengakrabkan
hubungan mereka sebagai keluarga, sekaligus mengontrol apakah anak-anaknya
menjalankan kewajibannya secara benar. Hal demikian juga dilakukan oleh
keluarga itu waktu anak terbesar harus masuk ke perguruan tinggi. Pada waktu si
sulung sudah tamat dan bekerja, ia pindah ke tempat kerjanya dan berfungsi
sebagai donatur terhadap adik-adiknya. Alhasil seluruh putra-putri keluarga
guru tersebut dapat menamatkan sekolahnya dan menjadi sarjana. Sementara itu si
bapak dan ibu bertahan bekerja sebagai guru di desa demi mengabdi kepada
putra-putrinya agar dapat menjadi manusia yang hidupnya tidak sesulit dirinya.
Waktu mereka sudah pensiun, mereka merasakan bahwa pengabdiannya pada
putra-putrinya juga sudah cukup, mereka merasa puas karena mampu membekali
putra-putrinya dengan ilmu yang dijadikan kail dalam menempuh kehidupan ini.
Orang tua itu tidak membekali dengan ikan, karena akan cepat habis tanpa bekas!
- Pengertian pengorbanan
Pengorbanan berasal dari kata korban atau kurban yang berarti
persembahan, sehingga pengorbanan berarti pemberian untuk menyatakan kebaktian.
Dengan demikian pengorbanan yang bersifat
kebaktian itu mengandung unsur keikhlasan yang tidak mengandung pamrih. Suatu
pemberian yang didasarkan atas kesadaran moral yang tulus ikhlas semata-mata.
Pengorbanan
dalam arti pemberian sebagai tanda kebaktian tanpa pamrih dapat dirasakan bila
kita membaca atau mendengarkan kotbah agama.
- Macam-macam pengorbanan
Ø
pengorbanan demi keluarga
Ø
pengorbanan demi negara
Ø
pengorbanan demi Tuhan
Ø pengorbanan harta benda
Ø pengorbanan pikiran
Ø pengorbanan perasaan
Ø pengorbanan tenaga
- Akibat dari pengorbanan
Pengorbanan
merupakan akibat dari pengabdian. Pengorbanan dapat berupa harta benda,
pikiran, perasaan, bahkan dapat juga berupa jiwanya. Pengorbanan diserahkan
secara ikhlas tanpa pamrih, tanpa ada perjanjian, tanpa ada transaksi, kapan
saja diperlukan. Pengabdian lebih banyak menunjuk kepada perbuatan sedangkan,
pengorbanan lebih banyak menunjuk kepada pemberian sesuatu misalnya berupa
pikiran, perasaan, tenaga, biaya, waktu.
- Contoh tentang pengorbanan
Pangeran Sidharta Gautama dari Kapilawastu diharapkan oleh
ayahnya untuk kemudian menggantikan kedudukannya sebagai raja. Tetapi, Pangeran
tersebut lebih tertarik pada kehidupan pertapa untuk memperoleh penerangan
agung bagaimana caranya manusia dapat membebaskan dirinya dari sengsara
(samsara) melalui pelepasan (mokhsa) dan mencapai kehidupan abadi di surge
(nirvana). Ia mengorbankan kehidupannya yang mewah duniawi dalam istana, ia
mengorbankan kepentingan umat manusia yang bodoh (avidhya) perlu di dahulukan.
Usahanya berhasil memperoleh penerangan agung di tempat pertapaan Bodh Gaya,
yang kemudian disiarkan kepada umat manusia. Ia rela mengorbankan duniawinya,
keluarganya, demi kepentingan umat manusia yang derajatnya lebih tinggi. Ia
menjadi seorang Budha yang akhirnya tidak dilahirkan kembali dan menjadi
pendiri agama Budha.
Nabi
Ibrahim mendapat perntah dari Allah untuk mengorbankan putra tunggalnya Ismail.
Walaupun ia sangat sayang kepada putranya tersebut, perintah Allah untuk
mengorbankan tetap dipatuhinya. Allah menguji kesetiaan dan besarnya
pengorbanan Nabi Ibrahim. Nabi Ibrahim tidak sampai hati melihat pisaunya
dipotongkan ke leher putranya, tetapi ia sudah bertekad setia menjalankan perintahNya.
Kemudian terbukti, bahwa putra yang mau dikorbankan kepada Allah sudah berganti
dengan biri-biri. Pengorbanan yang dilakukan oleh Nabi Ibrahim kepada Allah
lebih tinggi kadarnya daripada pengorbanan oleh Nabi Ibrahim sekarang yang
ditiru oleh umat islam yang menjalankan ibadah haji di tanah suci maupun umat
islam di wilayah lain dengan mengorbankan ternak untuk keperluan fakir miskin
pada hari raya Idul Qurban.
Referensi
:
Nugroho.Widyo, Muchji.Ahmad (1994). Ilmu Budaya Dasar.
Jakarta: Gunadarma