PSIKOLOGI DAN INTERNET DALAM LINGKUP INTRAPERSONAL
1. Artikel yang berkaitan dengan fenomena identitas diri melalui internet.
Analisis Split identity dalam
perspektif Psikoanalisis Freudian
Psikoanalisis menjelaskan, Ego sebagai
eksekutor hasrat – hasrat Id, dituntut untuk mampu memiah – milah sekuel
realitas agar hasrat Id terpenuhi, sekaligus tidak melanggar pasal – pasal superego.
Selain itu, strategi Ego mengeksekusi hasrat Id tidak selalu lancer namun penuh konflik sehingga
Ego membutuhkan pertahanan (defence) dan unconsciousness untuk ‘memanage’ hasrat -
hasrat Id. Bertolak dari perspektif psikoanalisis, penulis
mengajukan hipotesis: Keterlibatan individu dalam interaksi di dunia maya berada dalam term
strategi Ego untuk memuaskan hasrat – hasrat Id. Hasrat Id yang sulit atau tidak dapat
dilancarkan dalam kehidupan sehari – hari kemudian dieksekusi dalam dunia maya jika lebih memungkinkan.
Mengangkat contoh akun facebook bernama “Riezzka Nannddhha Beiibeerr”. Nama ini tentu bukan nama asli
pengguna akun tersebut. Jika diidentifikasi, nama tersebut dapat dibaca “Rizka Nandha Beiber”.
Penulis mengetahui bahwa pemilik akun tersebut bernama “Rizka Nandha”, seorang
remaja putri tingkat SMA. sedangkan “Beiber” adalah nama Artis penyanyi “Justin Beiber” yang
memang banyak diidolakan remaja putri. Dari identifikasi tersebut dapat dikembangkan
suatu analisa bahwa Rizka Nanda termasuk dalam pelaku split identity karena tidak menggunakan nama
KTP12-nya, dan menuliskan namanya
dengan ejaan prokem13. Hal ini sekilas bukan masalah
dan nampak sebagai kegiatan seorang anak remaja yang tidak punya kesibukan. Namun,
secara psikoanalisis, hal ini menandai berbagai modus Ego mengeksekusi hasrat – hasrat
id. Rizka Nandha menampilkan
dirinya sebagai penggemar Justin Beiber dengan menamai akun facebooknya “Riezzka Nannddhha Beiibeerr”. Sesuatu yang sulit
dilakukan di dunia nyata karena mengganti nama KTP bukanlah
hal mudah dan membutuhkan prosedur – prosedur tertentu. Selain
itu, dengan identitas di dalam facebooknya, memudahkan Rizka Nandha untuk ‘berteman’
dengan Justin Beiber melalui akun Facebook Beiber. Melalui dunia maya, hasrat Rizka
Nandha terhadap Justin Beiber ‘melampaui’ batas Fans dan Idola dan lebih ‘personal’ karena
mereka ‘berteman’ dan ‘berinteraksi’ melalui Facebook. Sesuatu yang sulit terjadi di
dunia nyata.
2.
Aspek demografis
dari individu pengguna internet
Seperti negara-negara lain,
pemerintah Indonesia mulai mengembangkan internet pada awal tahun 1980an di
dalam universitas-universitas negeri di Indonesia (Triastuti, 2013). Internet menjadi
populer sejak runtuhnya rezim Suharto ditahun 1998 (Hill dan Sehn, 2001). Saat itu
internet menjadi alat yang digunakan para mahasiswa untuk melalukan pergerakan
politik. Sejak saat itu pula, masyarakat indonesia mulai mengenal aktivitas
berbasis internet.
·
Gender
Survey
tahun 2014 menunjukan bahwa pengguna internet yang berjenis kelamin perempuan
lebih banyak daripada pengguna internet yang berjenis kelamin laki-laki
mayoritas dari pengguna internet tinggal di daerah urban.
Sementara,
hasil penelitian APJII tahun 2014 ini masih menunjukan fenomena yang sama,
bahwa kebanyakan pengguna internet diwilayah Indonesia bagian Barat. Hampir selurih
provinsi di Indonesia memiliki komposisi perbandingan jenis kelamin yang sama. Hanya
tiga provinsi yang menunjukan kompisisi yang tidak seimbang antara pengguna
internet laki-laki dan pengguna internet perempuan.
·
Usia
Berdasarkan
usia pengguna, mayoritas pengguna internet di Indonesia berusia 18-25 tahun,
yaitu sebesar hampir setengah dari total jumlah pengguna internet di Indonesia
(49%). Artinya, dapat dikatakan bahwa segmen pengguna internet di Indonesia
adalah mereka yang termasuk ke dalam kategori ’digital natives’
·
Budaya
Pada masa sekarang, kita semua pasti tahu bahwa
kemajuan teknologi terasa begitu sangat pesat. Pesatnya kemajuan ini tentunya
membawa banyak perubahan terhadap kebudayaan di Indonesia. Tidak bisa di
pungkiri bahwa kemajuan teknologi informasi ini memang harus terjadi di Negara
Indonesia ini, agar Negara Indonesia tidak kalah saing dengan Negara lain.
·
Dampak Positif :
1. Pertukaran informasi berlangsung
sangat cepat.
2. Memudahkan pekerjaan manusia.
3. Pekerjaan yang dilakukan
seseorang menjadi lebih efektif dan efisien
4. System pembelajaran tidak harus tatap
muka dengan guru karena dengan kemajuan TIK khusunya Internet kita bisa
melakukan V-class. Dan masih banyak yang lainnya.
Dampak
negative :
1. Masuknya budaya
asing yang tidak baik.
2. Lupa akan waktu
3. Merosotnya nilai
moral
3.
Contoh kasus kecanduan terhadap internet. Lalu
bagaimana solusi dan cara mencegahnya,
Jakarta - Dengan emosi yang masih labil, remaja
rentan mengalami gangguan jiwa. Bukan hanya asmara, hobi bermain game juga bisa
membuat jiwanya terganggu. Di Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Grogol misalnya, sudahempat remaja yang dirawat karena kecaduan game
selama 2012 ini.
Salah satunya kini masih dirawat di Instalasi Kesehatan Jiwa Anak dan Remaja, RSJ Soeharto Heerdjan, atau yang lebih dikenal dengan nama RSJ Grogol karena terletak di kawasan Grogol, Jakarta Barat.
Remaja tersebut,
sebut saja namanya Andi, sebenarnya anak yang berprestasi di sekolahnya. Masalahnya hanya satu, remaja berusia 17
tahun ini tidak pernah bisa lepas dari permainan video game yang memang sudah
menjadin kegemarannya sejak masih kecil.
Belakangan, saking asyiknya memainkan video game, Andi mulai menarik diri dari pergaulan dan sering bolos sekolah. Orangtua yang merasa khawatir berusaha melarang, namun ketika video gamenya diambil, maka Andi mulai kehilangan kontrol lalu ngamuk-ngamuk
"Pandangan matanya jadi hostile kalau dilarang main video game. Tatapannya memusuhi," tutur dr Suzy Yusna Dewi, SpKJ(K), Kepala Instalasi Kesehatan Jiwa Anak dan Remaja RSJ Grogol saat ditemui dalam kunjungan media di tempat kerjanya, Jumat (5/10/2012).
Kecanduan games tidak bisa dianggap sepele, terutama kalau sudah mempengatuhi perilaku. Menurut dr Suzy, gangguan jiwa psikotis yang ditandai dengan cara berpikir yang mulai kacau bisa juga berawal dari kecanduan games yang tidak ditangani dengan baik.
Ditambahkan oleh dr Suzy, kasus Andi sudah termasuk gangguan jiwa psikotis karena sampai ngamuk-ngamuk kalau dilarang orangtuanya. Itu berarti keinginannya untuk selalu bermain video games telah menggangu perilaku dan membuatnya gelisah sepanjang waktu.
"Perlu treatment itu kalau sudah
mengganggu fungsi sehari-hari, misalnya nggak mau sekolah. Nggak mau
sekolah itu merupakan kedaruratan psikiatri utama pada anak dan remaja," ditambah Dr Suzy.
Treatment atau penanganan yang diberikan di RSJ
Grogol antara lain mencakup terapi perilaku dan kalau diperlukan juga akan
diberikan obat-obatan antipsikotik. Andi termasuk bagus dalam merespons terapi,
sehingga dalam tiga minggu masa perawatan perilakunya sudah lebih terkontrol,
dan dalam waktu dekat bisa kembali ke rumah orangtuanya lagi.
7
Cara Mengatasi
Kecanduan Cyber Pada Anak
1.
Berikan pengetahuan
yang benar tentang bahaya cyber kepada Anak
Ya Anda sebagai orang tua sebaiknya membekali diri Anda dengan
pengetahuan bahaya tentang gadget dan mulai mengedukasi anak Anda, contohnya
dengan membaca artikel ini hehe..
2.
Batasi penggunaan
internet pada Anak
Didiklah anak untuk membatasi waktu penggunaan
internet atau gadget dalam 1 hari, karena itu akan mendisiplinkan mereka untuk
tau waktu maksimal yang bisa mereka gunakan, tentunya orang tua pun harus
memberikan contoh dengan tidak menyibukkan diri sepanjang waktu menggunakan
gadget untuk media sosial atau online chatting didepan anak Anda sepanjang
waktu.
3. Berilah
password atau kunci
Cara ini bisa efektif untuk mendisiplinkan anak
Anda agar tidak kecanduan dengan internet, berilah password di komputer atau
laptop dirumah Anda, jika Anda berdua sibuk bekerja diluar rumah, berikanlah
password ini kepada orang dewasa yang berada dirumah Anda.
4.
Biasakan meluangkan Family Time setiap
hari
Kecanduan Cyber adalah gejala dari jaman modern
karena tingginya kesibukan orang tua sehingga jarang sekali adanya waktu
berkumpul bersama keluarga dirumah untuk berbincang, bercanda, dan sharing
kegiatan sehari-hari sehingga masing-masing anggota keluarga sibuk mencari
kesenangan dan hiburan melalui dunia maya. Biasakanlah Anda
luangkan waktu untuk makan bersama atau acara keluarga untuk berbincang
mengenai kegiatan dalam 1 hari atau sekedar bercanda.
5.
Jangan biasakan
Menggunakan Internet untuk mencari hiburan
Sekarang ini Anda bisa mendapatkan apa saja kebutuhan di dunia maya
apalagi hal-hal yang menghibur seperti video online, game online dan lainnya,
kebiasaan mencari hiburan di dunia maya akan membuat anak Anda menjadi tidak
bersosialisasi dan bermain secara normal dengan teman-teman mereka, begitu juga
hubungan dengan keluarga akan menjadi dingin, maka dari itu seringlah memberi
tahukan penggunaan gadget yang bijak terhadap anak-anak Anda.
6.
Ajaklah anak Anda
bermain ke Alam dan Lingkungan sekitar
Biasakan Anda dan Anak untuk bermain dan
berinteraksi dengan Alam, karena itu akan mendekatkan Anda dengan dunia nyata
yang seharusnya mereka hadapi setiap hari, latihlah mereka untuk bisa
berinteraksi dengan sesama dalam suatu kelompok masyarakat apakah itu kegiatan
ekstrakurikuler ataupun hobby group, karena kebanyakan anak yang kecanduan
gadget menjadi egois dan malas bergaul.
7. Ikutkanlah
mereka program Softskill yang Komprehensif
Keterbatasan waktu dan pengetahuan orang tua akan
cara mendidik, terkadang menjadi kendala utama dalam menghindarkan anak
agar tidak terkena kecanduan gadget dan menyiapkan anak dalam sisi
softskill dan emosional untuk mencapai cita-cita mereka di masa depan yang
cerah, sebaiknya Anda berinvestasi kepada masa depan anak-anak Anda dengan
mengikutkan mereka program utama selain sekolah yang berisi aktivitas dan
terapi pikiran yang dapat menghindarkan anak Anda dari kecanduan cyber ,
meningkatkan kemampuan dasar untuk kehidupan dalam lingkungan rumah, sekolah
dan pertemanan, menambah skill untuk berkomunikasi dengan efektif, juga
mengasah self leadership.
4. Etika
dalam penelitian interinet
Dalam pengambilan data melalui online partisipan, seyogyanya calon
partisipan diberitahu tentang hal-hal berikut (Springfield 2014) :
1) Tujuan penelitian
2) Prosedur yang harus diikuti dalam pengumpulan data
3) Waktu yang dibutuhkan untuk partisipasi.
4) Pemberitahuan bahwa partisipasi bersifat sukarela dan dapat
menghentikan partisipasi setiap saat, atau memilih misalnya tidak untuk
menjawab pertanyaan tertentu tanpa hukuman
5) Kerahasiaan atau anonimitas akan dijaga
6) Resiko, potensi ketidaknyamanan, atau efek samping (misalnya gangguan
emosi yang disebabkan oleh menjawab pertanyaan yang sensitif)
7) Manfaat dari partisipasi
8) Insentif untuk partisipasi (jika ada)
9) Identifikasi siapa yang akan memiliki akses ke data, berapa lama data
akan dilindungi
10) Pernyataan yang menegaskan bahwa survei web dilindungi password dan
menggunakan server yang aman tanpa pencantuman informasi identitas
11) Contact person peneliti
12) Pernyataan bahwa peserta telah membaca informasi mengenai
penelitian, semua pertanyaan telah dijawab, dan kesediaannya untuk
mengisi kuesioner atau berpartisipasi dalam penelitian 13)
13) Memberi akses ke hasil yang bisa berupa ringkasan atau abstrak
melalui posting pada web
atau dikirim melalui
e-mail, dsb
5.
Aktifitas yang tergolong dalam
tindaakan plagiat
Lima Tipe Tindakan Plagiat
1.
"Copy
& Paste Plagiarism
Jika seseorang melakukan tindakan copy
& paste terhadap suatu sumber tertentu, orang tersebut harus meletakan
tanda kutip serta nama sumber kutipan tersebut.
2.
"Word
Switch Plagiarism"
Mengambil dan menulis suatu kutipan dari
sumber tertentu dan hanya mengubah sedikit kata, phrase, atau kalimat juga
merupakan tindakan plagiat. Oleh karena itu, penulis harus tetap meletakan
tanda kutip pada tulisannya. Untuk menghindari tuduhan plagiat, seorang penulis
sebaiknya melakukan paraphrasing.
3.
"Style
Plagiarism"
Jika seorang penulis menulis suatu
tulisan dengan mengikuti cara atau gaya seseorang dalam menyampaikan ide atau
alasan, penulis tersebut juga dikatakan sebagai plagiat. Penulis yang meniru
gaya menulis orang lain termasuk pada tindakan plagiat gaya (Style
Plagiarism) walaupun tulisan tersebut tidak memiliki kesamaan kata dan
frase sekalipun
4.
"Metaphor Plagiarism"
Terkadang seseorang menulis dengan tujuan
untuk menyentuh sisi emosional pembacanya. Aktivitas menulis yang mengikuti
cara seseorang dalam membuat susunan, gaya bahasa, kata, dan kalimat merupakan
tindakan plagiat.
5."
Idea Plagiarism"
Tindakan plagiat pada jenis ini memang
sedikit sulit untuk dipahami. Plagiat ide terjadi jika seseorang menuliskan
suatu kesimpulan, solusi, atau pengertian tentang suatu hal yang dia peroleh
dari suatu sumber tertentu. Contohnya, seseorang yang menuliskan tulisan
mengenai “Strategi Penanggulangan Banjir” yang dia dapat dari seseorang.
Tindakan penulis tersebut akan termasuk plagiat jika tidak mencantumkan sumber
referensi tulisan.
6. Faktor
yang menyebabkan seseorang melakukan plagiat
Apa penyebab orang-orang melakukan
plagiarisme? Ada beberapa faktor yang menyebabkan seorang mahasiswa itu
melakukan tindakan plagiarisme, faktor-faktor tersebut antara lain: 1.
Kurangnya pengetahuan tentang aturan penulisan Kurangnya pengetahuan mereka
tentang tata cara penulisan karya ilimiah merupakan suatu penyebab terjadinya
plagiarisme atau copy paste. Referensi yang hanya sebagai penguat gagasannya
hendaknya dia mencantumkan sumber referensi tersebut sebagai penghargaan
terhadap orisinalitas sebuah karya. 2. Sanksi belum ditegakkan secara tegas
Dalam hal ini perlu diberlakukan sanksi yang tegas bagi para pelaku copy paste.
hal ini amat diperlukan karena dalam hal proses pendidikan bagi civitas
akademis sendiri agar menjauhkan mereka dari tindakan tersebut. 3. Tidak
percaya diri Tidak percaya diri juga menjadi suatu hal yang mendasari seseorang
untuk melakukan copy paste. Ketidaksiapan seseorang dalam membuat suatu tugaslah
yang menyebabkan hal ini dapat terjadi. Oleh karena itu peran serta dari sang
dosen untuk memotivasi para mahasiswanya. 4. Malas Sifat malas merupakan sifat
manusiawi, tak terkecuali bagi mahasiswa. Mahasiswa menjadi jenuh dan malas
karena selalu dihadapkan dengan tugas yang menumpuk. Tugas dari berbagai mata
kuliah tidak jarang mempunyai deadline yang hampir bersamaan. Hal ini tentu
saja membuat mahasiswa kurang optimal mengerjakan tugasnya. Tidak jarang pula
mahasiswa mengerjakan tugas dengan jalan pintas. Berdalihkan keterbatasan
waktu, mahasiswa melakukan copy paste atau plagiarisme dari pekerjaan teman
ataupun hasil browsing di internet. 5. Penyalagunaan teknologi Kemajuan
tehnologi telah memperkenalkan internet kepada mahasiswa. Di dalam internet
inilah mahasiswa mendapatkan kemudahan untuk memperoleh referensi. Seorang
mahasiswa yang hendak mencari referensi tinggal mengetik ”kata kunci” dan
beberapa saat kemudian referensi – referensi yang di inginkan muncul dalam
layar monitor. Kemudahan-kemudahan dalam mengakses internet inipun tidak jarang
disalahgunakan oleh mahasiswa. Tanpa berpikir panjang, mahasiswa melakukan copy
pastetanpa mencantumkan sumber copy-an dari referensi tersebut. Bahkan tidak
jarang mahasiswa mengumpilkan tugas dari hasil copy paste tanpa adanya pengeditan terlebih dahulu
7. Cara
mengurangi plagiat
12 Cara Mengatasi Kecenderungan Plagiarisme dalam Penelitian
Plagiat atau penjiblakan ialah perbuatan sengaja
atau pun tidak sengaja, yang ujung-ujungnya ialah bentuk pengaku-ngakuan suatu
karya ilmiah orang lain, sebagai karya ilmiah sang plagiator. Hal itu jelas tercela, tetapi dengan kemudahan internet, dan lemahnya
daya kritis dan dasar filsafat para penulis ataupun peneliti, kerapkali godaan menjiplak itu hadir.
Untuk itu kita perlu kiat ataupun cara mengatasi kecenderungan dorongan untuk
berbuat plagiat.
·
Meningkatkan
kejujuran dan rasa tanggungjawab sebagai seorang peneliti ataupun penulis
·
Meningkatkan
pemahaman bahwa plagiarisme akan berimplikasi moral; dalam hal ini perlu adanya
sosialisasi dan edukasi terkait anti-plagiat, sebagaimana upaya anti-korupsi
·
Meningkatkan
kecermatan dan kesaksamaan untuk memilah dan menentukan bahan acuan yang
bermutu, serta relevan dan mutakhir
·
Mempunyai rasa
percaya diri bahwa rencana tulisan karya ilmiahnya bukanlah contekan
·
Memiliki keyakinan
bahwa data yang diambil adalah sahih dan cermat
·
Menghargai sumbangan
data atau informasi dari penulis ataupun peneliti lain dengan menyampaikan
ucapan terima kasih atau menyebutkan sumber tulisan yang dikutipnya; dan
·
Membiasakan diri
membuat catatan penelitian ataupun tulisan agar semua yang dilakukannya terekam
dengan baik untuk pembuktian tidak ada pemalsuan data atau hasil.
·
Mengarsipkan
sumber-sumber acuan yang asli sehingga terhindar dari kecerobohan yang
disengaja
·
Memahami benar maksud
tulisan orang lain agar tidak ada salah pengertian
·
Mahir membuat
parafrase untuk mengungkapkan rangkuman dari berbagai tulisan atau pemikiran
orang lain dengan kata-kata sendiri dari sumber yang dibaca,, tidak sekadar
mengganti beberapa kata dan tetap menuliskan sumber aslinya
·
Menghargai hak
kepengarangan dan hak atas kekayaan intelektual termasuk karya sesama peneliti
ataupun penulis
·
Menuliskan sumber
acuan untuk gagasan atau hasil orang lain sebagai pengakuan dan penghargaan
REFERENSI :