Minggu, 02 November 2014

Filosof Herakleitos




Filosof Herakleitos

  •  Latar Belakang

Filsafat merupakan suatu hal yang penting dalam kehidupan manusia, tanpa kita sadari telah melakukan proses berfikir dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi manusia itu sendiri, karena manusia selalu ingin tahu dan mencari jawaban atas masalahnya. Ilmu pengetahuan dan tehnologi yang berkembang sampai saat ini adalah suatu proses manusia menciptakan penemuan-penemuan baru berdasarkan penelitian yang kemudian diterapkan dalam kehidupan nyata.
Semua orang akan mencari suatu sumber segala bidang ilmu bermanfaat, sampai dia benar-benar tahu dan faham akan hal tersebut,hal ini yang dimaksud dengan filsafat. Filsafat adalah kebenaran obyektif, untuk membuktikan adanya kebenaran obyektif. Sejarah filsafat pada masa kuno di mulai dengan munculnya berbagai pemikiran yang mendalam tentang realitas atau alam yang ada ini.
Kesadaran ini memang awalnya merupakan renungan semata dari oarang-orang yang dianggap bijak.Peranan filsafat sangat dikaitkan dengan keilmuan dalam mendidik anak untuk menguasai ilmu yang sedang dia pelajari. Tetapi yang menarik bahwa renungan tersebut pada akhirnya terumus dalam proposisi-proposisi yang sistematis dan logis.
Dari sinilah sejarah filsafat mulai muncul. Mempelajari filsafat berarti menyaksikan kelahiran filsafat. Filsafat dilahirkan karena kemenangan akal atas dongeng yang diterima dari segala sumber ilmu, yang memberitahukan tentang asal mula segala sesuatu, baik dunia maupun manusia. Akal manusia tidak puas dengan keterangan dongeng-dongeng, karena tidak dapat dibuktikan oleh akal. Kebenarannya hanya dapat diterima oleh iman atau kepercayaan.
Munculnya filsafat adalah seseorang yang mulai meragukan cerita mite-mite dan mulai mencari dengan akalnya dari mana asal mula suatu ilmu dan pengetahuan tersebut. Pastinya kemenangan akal atas mite-mite itu tidak mungkin terjadi dengan tiba-tiba. Kemenangan itu diperoleh secara berangsur-angsur, dan terus berlanjut jika seseorang tersebut selalu berusaha dan mau untuk mencari segala sesuatu yang baru dan bermanfaat.
Jika semua orang mau dan mampu untuk selalu mencari dan berusaha, sudah tentu mereka akan memperoleh filsafat yang banyak dan akurat. Jika kita telah atau sudah memiliki filsafat, maka kita akan dengan mudahnya memperbanyak ilmu pengetahuan dan wawasan secara luas. Dengan demikian kita akan selalu lebih giat lagi untuk berusaha dan mencoba hal-hal yang baru.
Makalah ini, kami buat untuk memenuhi tugas mata kuliah filsafat, dengan membahas pemikiran tokoh filsafat Herakleitos.



  •  Herakleitos

Herakleitos adalah seorang filsuf yang tidak tergolong mzhab apapun. Di dalam tulisan – tulisannya, ia justru mengkritik dan mencela para filsuf dan tokoh – tokoh terkenal, seperti Homerus, Arkhilokhos, Hesiodos, Phythagoras, Xenophanes, dan Hekataios. Meskipun ia bebalik dari ajaran filsafat yang umum pada zamannya, namun bukan berarti ia sama sekali tidak dipengaruhi oleh filsuf-filsuf itu
Herakleitos diketahui berasal dari Efesus di Asia Kecil. Ia hidup di sekitar abad ke-500an SM (540-480 SM). Ia hidup sezaman dengan Pythagoras dan Xenophanes, namun lebih muda usianya dari mereka. Akan tetapi, Herakleitos lebih tua usianya dari Parmenides sebab ia dikritik oleh filsuf tersebut.
Selain bahwa ia berasal dari keluarga terhormat di Efesus, tidak ada informasi lain mengenai riwayat hidupnya, sebab kebanyakan adalah cerita fiksi. Tidak ada sumber yang menyebutkan bahwa ia pernah meninggalkan kota asalnya, yang pada waktu itu merupakan bagian dari kekaisaran.
Jika melihat karya-karya yang ditinggalkannya, tampak bahwa watak Herakleitos sombong dan tinggi hati. Selain mencela filsuf-filsuf di atas, ia juga memandang rendah rakyat yang bodoh dan menegaskan bahwa kebanyakan manusia jahat. Selain itu, ia juga mengutuk warga negara Efesus.

Konsep – konsep pemikiran Herakleitos

Ø Segala Sesuatu Mengalir

Pemikiran Herakleitos yang paling terkenal adalah mengenai perubahan-perubahan di alam semesta. Menurut Herakleitos, tidak ada satu pun hal di alam semesta yang bersifat tetap atau permanen. Tidak ada sesuatu yang betul-betul ada, semuanya berada di dalam proses menjadi. Ia terkenal dengan ucapannya panta rhei kai uden menei yang berarti, "semuanya mengalir dan tidak ada sesuatupun yang tinggal tetap."
Perubahan yang tidak ada henti-hentinya itu dibayangkan Herakleitos dengan dua cara:
·         Pertama, seluruh kenyataan adalah seperti aliran sungai yang mengalir. "Engkau tidak dapat turun dua kali ke sungai yang sama," demikian kata Herakleitos.  Maksudnya di sini, air sungai selalu bergerak sehingga tidak pernah seseorang turun di air sungai yang sama dengan yang sebelumnya.
·         Kedua, ia menggambarkan seluruh kenyataan dengan api. Maksud api di sini lain dengan konsep mazhab Miletos yang menjadikan air atau udara sebagai prinsip dasar segala sesuatu. Bagi Herakleitos, api bukanlah zat yang dapat menerangkan perubahan-perubahan segala sesuatu, melainkan melambangkan gerak perubahan itu sendiri. Api senantiasa mengubah apa saja yang dibakarnya menjadi abu dan asap, namun api tetaplah api yang sama. Karena itu, api cocok untuk melambangkan kesatuan dalam perubahan.

Ø Logos

Segala sesuatu yang terus berubah di alam semesta dapat berjalan dengan teratur karena adanya logos. Pandangan tentang logos di sini tidak boleh disamakan begitu saja dengan konsep logos pada mazhab Stoa.  Logos adalah rasio yang menjadi hukum yang menguasai segala-galanya dan menggerakkan segala sesuatu, termasuk manusia. Logos juga dipahami sebagai sesuatu yang material, namun sekaligus melampaui materi yang biasa. Hal ini disebabkan pada masa itu, belum ada filsuf yang mampu memisahkan antara yang rohani dan yang materi.

Ø Segala Sesuatu Berlawanan

Menurut Herakleitos, tiap benda terdiri dari yang berlawanan. Meskipun demikian, di dalam perlawanan tetap terdapat kesatuan. Singkatnya, dapat dikatakan bahwa 'yang satu adalah banyak dan yang banyak adalah satu. Anaximenes juga memiliki pandangan seperti ini, namun perbedaan dengan Herakleitos adalah Anaximenes mengatakan pertentangan tersebut sebagai ketidakadilan, sedangkan Herakleitos menyatakan bahwa pertentangan yang ada adalah prinsip keadilan. Kita tidak akan bisa mengenal apa itu 'siang' tanpa kita mengetahui apa itu 'malam'. Kita tidak akan mengetahui apa itu 'kehidupan' tanpa adanya realitas 'kematian'. Kesehatan juga dihargai karena ada penyakit. Demikianlah dari hubungan pertentangan seperti ini, segala sesuatu terjadi dan tersusun. Herakleitos menegaskan prinsip ini di dalam kalimat yang terkenal: "Perang adalah bapak segala sesuatu”. Perang yang dimaksud di sini adalah pertentangan.
Melalui ajaran tentang hal-hal yang bertentangan tetapi disatukan oleh logos, Herakleitos disebut sebagai filsuf dialektis yang pertama di dalam sejarah filsafat.

  • Penutup
Filsafat pun akan berkembang dan berkembang dan berguna jika seseorang ataupun anak tersebut rajin mencari wawasan ataupun ilmu yang lebih bermanfaat lainnya. Jadi letak filsafat berada atau didasar dari ilmu-ilmu dan wawasan yang mereka milliki. Dilihat dari pendekatan historis, ilmu filsafat dipahami melalui sejarah perkembangan pemikiran filsafat.Menurut catata sejarah,filsafat barat bermula di Yunani.Bangsa Yunani mulai mempergunakan akal ketika mempertanyakan mitos yang berkembang di masyrakat sekitar abad VI SM.
Jika filsafat seseorang telah berkualitas baik maka ilmu-ilmu selanjutnyapun akan berkembang dengan baik pula. Perkembangan pemikiran ini menandai bahwa suatu usaha pemikiran manusia untuk mempergunakan akal dalam memahami segala sesuatu.Pemikiran Yunani sebagai embrio filsafat barat berkembang menjadi titik tolak pemikiran barat abad pertengahan,modern dan masa berikutnnya.
Setiap manusia yang sadar dan paham akan dia yang telah memiiki filsafat, mereka pastinya akan dapat mengembangkan filsafat yang telah mereka miliki. Pemahaman filsafat tidak dapat dilepaskan dari perjalanan panjang sejarah pemikiran manusia itu sendiri. Sebagimana pemikiran manusia pada awalnya masih diliputi dengan corak berpikir mitilogis. Sebenarnya pemikiran heraclitus sangatlah mudah untuk dipahami. Corak pemikiran ini diwarnai dengan pertimbangan-pertimbangan magis dan animistik terkait dengan corak kehidupannya sehari-hari.
Dalam perkembangan selanjutnya manusia mulai berpikir yang lebih rasional dengan disertai argumentasi-argumentasi logis. Dari sinilah fase awal dari berpikir secar filsafati,manusia mulai merumuskan pernyataan-pernyataan logis dan sistematis terkait dengan persoalan-persoalan yang tengah di hadapinya. Filsafat Yunani muncul dari pengaruh mitologi, mistisisme, matematika dan persepsi yang kental sehingga segalanya nyaris tidak jelas dan seakan mengacaukan pandangan dunia. Kebudayaan mereka kaya dan kreatif namun dikelilingi oleh orang-orang yang sportif dan kompetitif.
Generasi muda zaman ssekarang ini lebih terjamin dan berkualitas hidupnya. Dari perkembangan pemikiran inilah muncul beberapa pemikiran filosofis pada masa Yunani kuno antara lain parmanides, Xenophanes, Thales, Aristoteles, Heraclitus dan Pythagoras.
Filsafat yang berkembang dengan baik ataupun tidaknya tergantung seseorang yang mampu mengolahnya. Dalam kehidupan yang serba canggih dan modern ini, jika kita tidak mampu membawa diri kita dengan baik pasti filsafat yang mereka miliki. Secara umum karakteristik filsafat Yunani kuno adalah rasionalisme, yaitu suatu pemahaman tentang sebuah pengetahuan yang lebih mengutamakan akal(logika). Filsafat sangat berperan penting dalam kehidupan seseorang untuk menatap masa depannya yang cerah sudah pasti filsafat akan kita jadikan modal utama atau landasan dalam pencapaian masa depan.


Referensi :

Ari Yuana, Kumara. 2010. The Greatest Philosophers. Jogyakarta:Andi Offset.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar