Jumat, 09 Juni 2017

Tugas psikoterapi 3 - Logoterapi



Victor E. Frankl adalah seorang neuro-psikiater kelahiran Wina, Austria yang berhasil selamat keluar dari kamp konsentrasi maut Nazi melalui usahanya untuk tetap mempertahankan dan mengembangkan hidup bermakna (the will to meaning). Ternyata harapan untuk hidup bermakna dapat dikembangkan dalam berbagai kondisi, baik dalam keadaan normal, maupun dalam penderitaan (suffering), misalnya dalam kondisi sakit (pain), salah (guilt), dan bahkan menjelang kematian sekalipun.
Dari pengalaman hidupnya, Frankl belajar bahwa manusia dapat kehilangan segala sesuatu yang dihargainya kecuali kebebasan manusia yang sangat fundamental yaitu kebebasan untuk memilih suatu sikap atau cara bereaksi terhadap nasib kita, kebebasan untuk memlilih cara kita sendiri. Apa yang berarti dalam eksistensi manusia, bukan semata-mata nasib yang menantikan kita, tetapi bagaimana cara kita menerima nasib itu. Frankl percaya bahwa arti dapat ditemukan dalam semua situasi, termasuk penderitaan dan kematian. Frankl berasumsi bahwa hidup ini adalah penderitaan, tetapi untuk menemukan sebuah arti dalam penderitaan maka kita harus terus menjalani dan bertahan untuk tetap hidup. Frankl menyatakan pentingnya dorongan dalam mencari sebuah arti untuk eksistensi manusia sebagai suatu sistem, yang kemudian disebut logoterapy. Logoterapy kemudian menjadi model psikoterapinya.
Menurut Frankl, keadaan dimana seorang individu kekurangan arti dalam kehidupan disebut sebagai kondisi noőgenic neurosis. Inilah keadaan yang bercirikan tanpa arti, tanpa maksud, tanpa tujuan dan hampa. Menurut Frankl, individu semacam ini berada dalam kekosongan eksistensial (existential vacuum), suatu kondisi yang menurut keyakinan Frankl adalah lumrah dalam zaman modern.
Menurut Frankl, hakekat dari eksistensi manusia terdiri dari 3 faktor, yaitu:
1.      Spiritualitas.
Spiritualitas adalah suatu konsep yang sulit dirumuskan, tidak dapat direduksikan, tidak dapat diterangkan dengan istilah – istilah material, meskipun dapat dipengaruhi oleh dunia material, namun tidak dihasilkan atau disebabkan oleh dunia material itu.
Merupakan suatu konsep yang sulit dirumuskan namun tidak dapat direduksikan dan tidak dapat diterangkan dengan bentuk-bentuk yang bersifat material, kendatipun spiritual dapat dipengaruhi oleh dimensi kebendaan. Namun tetap saja spiritualitas tidak dapat disebabkan ataupun dihasilkan oleh hal-hal yang bersifat bendawi tersebut. Istilah spiritual ini dapat disinonimkan dengan istilah jiwa. Manusia tidak dapat didikte oleh faktor-faktor non-spiritual seperti instink, kondisi spesifik, atau lingkungan
2.      Kebebasan.
Adanya suatu keadaan dimana manusia tidak didikte oleh faktor – faktor non spiritual, insting, warisan kita yang khusus atau kondisi lingkungan.
Kebebasan tidak dibatasi oleh hal-hal yang bersifat non spiritual, oleh insting-insting biologis, apalagi oleh kondisi-kondisi lingkungan. Manusia dianugerahi kebebasan oleh penciptanya, dan dengan kebebasan tersebut ia diharuskan untuk memilih bagaimana hidup dan bertingkah laku yang sehat secara psikologis. Individu yang tidak tahu bagaimana cara memanfaatkan kebebasan yang dianugerahkan Tuhan kepadanya, adalah individu yang mengalami hambatan psikologis atau neurotis. Individu yang neurotik akan menghambat pertumbuhan sekaligus pemenuhan potensi- potensi yang mereka miliki, sehingga akan mengganggu perkembangan sebagai individu secara penuh.
3.      Tanggung jawab.
Tidak cukup merasa bebas untuk memilih namun manusia juga harus menerima tanggung jawab terhadap pilihan tersebut. Logotherapy mengingatkan manusia terhadap tanggung jawab dengan kalimat berikut, “Hiduplah seolah – olah anda hidup untuk kedua kalinya, dan bertindak salah untuk pertama kalinya kira – kira demikian anda bertindak sekarang.” Individu yang sehat secara psikologis menyadari sepenuhnya akan beban dan tanggung jawab yang harus mereka pikul dalam setiap fase kehidupannya, sekaligus menggunakan waktu yang mereka miliki dengan bijaksana agar hidup dapat berkembang ke arah yang lebih baik.
Kehidupan yang penuh arti sangat ditentukan oleh kualitasnya, bukan berapa lama atau berapa panjang usia hidup. Keberadaan manusia akan menjadi sehat dan efektif jika faktor-faktor tersebut di atas dapat terealisasikan dengan baik dan benar dalam setiap tindakan yang dilakukan oleh individu.
Untuk mencapai dan menggunakan spiritualitas, kebebasan dan tanggung jawab semuanya tergantung pilihan yang dibuat oleh manusia itu sendiri. Tanpa ketiga – tiganya tidak mungkin menemukan arti dan maksud dalam kehidupan. Dalam sistem Frankl, ada satu dorongan yang fundamental yakni kemauan akan arti yang kuat hingga mampu mengalahkan semua dorongan lain pada manusia. Tanpa arti untuk kehidupan, tidak ada alasan untuk meneruskan kehidupan. Arti kehidupan sangat istimewa dan unik bagi setiap individu sehingga arti kehidupan menjadi berbeda dari orang yang satu dengan orang yang lain bahkan dari momen yang satu ke momen berikutnya. Karena adanya perbedaan tersebut maka setiap orang harus menemukan caranya sendiri untuk memberikan respon.
Logoterapi dibangun diatas tiga asumsi dasar yang satu sama lain saling mempengaruhi, yaitu:
1.      Fredom of will (kebebasan bersikap dan berkehendak)
Frankl sangat menantang pendekatan-pendekatan psikologi/psikiatri yang menyatakan kondisi manusia dipengaruhi dan ditentukan oleh insting-insting biologis atau konflik masa kanak-kanak atau sesuatu kekuatan dari luar lainnya. Menurut Frankl meskipun kondisi luar tesebut mempengaruhi kehidupan, namun individu bebas memilih reaksi dalam menghadapi kondisi-kondisi tersebut. Manusia memang tidak akan dapat bertahan dan mampu menghilangkan kekuatan-kekuatan luar tersebut, tetapi bebas memilih sikap untuk menghadapi, merepson dang menangani kekuatan tersebut. Manusia harus menghargai kemampuannya dalam mengambil sikap untuk mencapai kondisi yang diinginkannya. Manusia tidak sepenuhnya dikondisikan dan ditentukan oleh lingkungannya, namun dirinyalah yang lebih menentukan apa yang akan dilakukan terhadap berbagai kondisi itu. Dengan kata lain manusialah yang menentukan dirinya sendiri.
2.      Will to Meaning (kehendak untuk hidup bermakna)
Kehendak akan arti kehidupan maksudnya kebutuhan manusia untuk terus mencari makna hidup untuk eksistensinya. Semakin individu mampu mengatasi dirinya maka semakin ia mengarah pada suatu tujuan sehingga ia menjadi manusia yang sepenuhnya. Arti yang dicari tersebut memerlukan tanggung jawab pribadi karena tidak seorangpun bisa memberikan pengertian dan menemukan maksud dan makna hidup kita selain diri kita sendiri. Dan itu merupakan tanggung jawab masing-masing pribadi untuk mencari dan menemukannya. Menurut Frankl keinginan untuk hidup yang bermakna ini merupakan motivasi utama yang tedapat pada manusia untuk mencari, menemukan dan memenuhi tujuan dan arti hidupnya.
3.      Meaning of Life (makna hidup)
Pada dasarnya, manusia adalah makhluk yang selalu berusaha untuk memaknai hidupnya. Pada beberapa orang, pencarian makna hidup bisa berakhir dengan keputusasaan. Keputusasaan dan kehilangan makna hidup ini merupakan neurosis, dan Frankl menyebut kondisi ini noogenic neurosis. Sebutan itu bermakna bahwa neurosis ini berbeda dengan yang disebabkan oleh konfliks psikologis dalam individu. Noogenic neurosis menggambarkan perasaan tidak bermakna, hampa, tanpa tujuan dan seterusnya. Orang-orang seperti ini berada dalam kekosongan eksistensial (existential vacuum). Tetapi Frankl mengatakan bahwa kondisi tersebut lumrah terjadi di zaman modern ini. Frankl menganggap bahwa makna hidup itu bersifat unik, spesisfik, personal, sehingga masing-masing orang mempunyai makna hidupnya yang khas dan cara penghayatan yang berbeda antara pribadi yang satu dengan yang lainnya.
Salah satu indikator ketidak bermaknaan hidup adalah rasa bosan. Orang-orang yang merasa bosan dan merasa bodoh terhadap noogenic neurosis disebabkan oleh:
a.         Kehilangan instink-instink alamiah untuk berhubungan dengan alam
b.        Merasa adat kebiasaan, tradisi, dan nilai-nilai untuk menentukan tingkah laku sehingga seakan ada yang mengatur langkah hidupnya
Mencari arti dapat merupakan tugas yang membingungkan, menantang dan menambah tegangan bukan mengurangi tegangan batin, namun sesungguhnya menurut Frankl, peningkatan tegangan ini adalah prasyarat untuk kesehatan psikologis. Kaitannya dengan kepribadian, menurut Frankl, suatu kepribadian yang sehat mengandung tingkat tegangan tertentu antara apa yang telah dicapai dan apa yang harus dicapai dimana orang – orang yang sehat selalu memperjuangkan tujuan yang akan memberikan arti tersebut.
Ada 3 cara yang dikemukakan oleh logotherapy untuk menuntun pada pencarian arti kehidupan, yaitu:
1.      Dengan memberi kepada dunia lewat suatu ciptaan / karya.
2.      Dengan mengambil sesuatu dari dunia melalui pengalaman
3.      Dengan sikap yang diambil manusia dalam menyikapi penderitaan.

Ketiga cara tersebut kemudian terkait dengan tiga sistem nilai dalam pemberian arti kepada kehidupan, yaitu:
Nilai – nilai daya cipta; yang menyangkut pemberian kepada dunia, diwujudkan dalam aktivitas yang kreatif dan produktif. Arti diberikan kepada kehidupan melalui tindakan yang menciptakan suatu hasil yang kelihatan atau ide yang tidak kelihatan atau dengan melayani orang – orang lain yang merupakan suatu ungkapan individu.
Nilai – nilai pengalaman, menyangkut penerimaan dari dunia, diwujudakan dengan menyerahkan diri kepada keindahan yang ada di alam sekitar atau seni. Menurut Frankl ada kemungkinan memenuhi arti kehidupan dengan mengalami beberapa segi kehidupan secara intensif, walaupun individu tidak melakukan suatu tindakan yang positif. Yang menentukan bukan berapa banyak puncak yang kita capai atau berapa lama seseorang tinggal dalam tingkatan pencapaian tersebut namun intensitas yang kita alami terhadap hal – hal yang kita miliki.
Nilai-nilai sikap. Situasi-situasi yang menimbulkan nilai-nilai sikap ialah situasi-siatuasi dimana manusia tak mampu mengubah atau menghindari situasi tersebut. Apabila dihadapkan dalam situasi ini maka satu-satunya cara untuk menyikapinya adalah menerima situasi tersebut. Cara bagaiman manusia menerima situasi tersebut, keberanian dalam menahan penderitaan tersebut, kebijaksanaan yang kita perlihatkan ketika berhadapan dengan bencana marupakan ujian dan ukuran terakhir dari pemenuhan kita sebagai manusia.
Orang-orang yang menemukan arti dalam kehidupan mencapai keadaan transedensi diri, keadaan yang terakhir untuk kepribadian yang sehat. Dalam pandangan Frankl dorongan utama dalam kehidupan adalah bukan diri melainkan arti. Menjadi manusia sepenuhnya berarti mengadakan hubungan dengan seseorang atau orang lain di luar diri sendiri.
Menurut Frankl, terdapat dua tujuan yang berorientasi pada diri adalah kesenangan dan aktualisasi diri.
1.    Frankl menyatakan semakin banyak kita dengan sengaja berjuang untuk kesenangan maka mungkin semakin kurang kita mendapatkannya.
2.    Satu-satunya cara untuk mengaktualisasikian-diri ialah melalui pemenuhan arti di luar diri.
Sumber:
Bastaman, H.D. 2007. Logoterapi Psikologi untuk Menemukan Makna Hidup dan Meraih Kehidupan Bermakna. Jakarta: Rajawali Press.
Corey, G. 2003. Teori dan Praktek Konseling dan Psikoterapi. Bandung: PT. Refika Aditama
Frankl, Victor E. 2003. Logoterapi Terapi Melalui Pemaknaan Eksistensi. Jogjakarta: Kreasi Wacana.
Schultz, D. 1991. Psikologi Pertumbuhan: Model – model kepribadian yang sehat. Yogyakarta

Senin, 01 Mei 2017

Psikoterapi 2

 

TUGAS PSIKOTERAPI (SOFTSKILL) 2

Nama Kelompok:
1. Anisa Nur Aripah (11514289)
2. Aulia Suryani (11514839)
3. Heni Rahmawati (14514914)
4. Nuke Noviana (18514116)

Kelas: 3PA17




Mengapa psikoterapi dalam terapi psikoanalisis menganalisa psikopatologi bedasarkan perkembangan seksual ?
 Karena, Teori Freudian percaya bahwa masalah dewasa dapat ditelusuri dari konflik yang belum diselesaikan dari fase-fase tertentu dari masa kanak-kanak dan remaja, yang disebabkan oleh fantasi yang berasal dari mereka sendiri.
 
Contoh kasus : berdasarkan data yang dikumpulkan dari pasien di awal karirnya, Freud menduga bahwa gangguan neurotik terjadi ketika anak-anak mengalami pelecehan seksual di masa kecil (yang disebut teori seduksi). Kemudian, Freud menjadi percaya bahwa, meskipun kekerasan terhadap anak terjadi, gejala neurotik tidak ada kaitannya dengan hal ini. Dia percaya bahwa orang-orang neurotik sering mengalami konflik bawah sadar yang melibatkan fantasi incest yang berasal dari berbagai tahap perkembangan. Ia menemukan tahapannya dari sekitar tiga sampai enam tahun (tahun-tahun prasekolah), (sekarang ini disebut "tahap genital pertama") yang diisi dengan fantasi memiliki hubungan romantis dengan kedua orang tuanya. Argumen dengan cepat dihasilkan di Wina pada awal abad ke-20 tentang apakah seduksi orang dewasa terhadap anak-anak, yaitu pelecehan seksual, adalah dasar dari penyakit neurotik. Masih belum ada kesepakatan lengkap, meskipun saat ini para profesional mengakui adanya efek negatif dari pelecehan seksual terhadap kesehatan mental anak.

Senin, 03 April 2017

Tugas Softskil 1: Sejarah Mitologi Dewi Psikhe


Tugas Softskil 1: Sejarah Mitologi Dewi Psikhe
Nama Kelompok: 
  1. Anisa Nur Aripah (11514289)
  2. Aulia Suryani (11514839)
  3. Heni Rahmawati (14514914)
  4. Nuke Noviana (18514116)
Kelas: 3PA17

Sejarah Mitologi Dewi Psikhe


      Di suatu kerajaan ada seorang raja yang memiliki tiga orang putri. Putri bungsunya bernama Psikhe. Psikhe ini sangat cantik sampai-sampai di daerahnya orang-orang menjadi berhenti menyembah Afrodit dan mulai menyembah Psikhe sebagai dewi kecantikan.
Meskipun Psikhe tidak menghendaki semua perhatian ini, tetap saja Afrodit marah karena kecantikannya tersaingi. Afrodit lalu memanggil Cupid (Eros), putranya. Afrodit menyuruh Cupid untuk membuat Psikhe jatuh cinta kepada lelaki terjelek di dunia. Karena sudah terbiasa melakukan tugas seperti itu dari ibunya, Cupid pun langsung saja terbang mencari Psikhe.
Tetapi ketika Cupid melihat Psikhe, dia malah terpesona sampai tidak sengaja ia menusuk tangannya sendiri dengan anak panah cinta. Cupid pun jatuh cinta kepada Psikhe dan tidak jadi melakukan perintah Afrodit.
Setelah beberapa lama, Afrodit yang terus memantau Psikhe menyadari adanya suatu keganjilan, kenapa Psikhe belum juga jatuh cinta pada siapapun? Akhirnya Afrodit langsung turun tangan. Ia mengutuk Psikhe sehingga tidak ada seorangpun yang mau melamarnya.
Beberapa tahun berlalu, tidak ada seorang pun yang datang melamar Psikhe sementara usianya sudah cukup untuk dia menikah. Orangtua Psikhe cemas dan pergi ke orakel untuk meminta nasehat.
Cupid membuat Oracle berkata bahwa Psikhe tidak ditakdirkan untuk menikahi seorang manusia, melainkan Psikhe harus menikah dengan suatu makhluk yang tinggal di sebuah gunung.
Psikhe dan Orangtuanya bersedih, karena menyangka Psikhe ditakdirkan untuk menikah dengan seekor monster. Setelah perdebatan yang cukup panjang, Psikhe akhirnya berhasil meyakinkan orangtuanya untuk merelakan putri bungsu mereka mengikuti jalan yang telah ditentukan oleh takdir.
Psikhe meninggalkan tempat tinggalnya. Semua orang merasa sedih melepas kepergian Psikhe, karena entah disebabkan oleh kecantikan fisiknya atau juga kebaikan hatinya, Psikhe berhasil menjadi wanita yang dicintai oleh masyarakat sekitarnya.
Psikhe berjalan menuju gunung yang dimaksud. Ia terus berjalan sambil memberanikan diri. namun karena ia tidak kuat menahan rasa takutnya, ia menitikkan air mata. Tiba-tiba datanglah Zefiros, dewa angin barat. Zefiros lalu membawa Psikhe dari gunung itu menuju seuatu tempat.
Setelah diturunkan oleh Zefiros, Psikhe melihat sebuah hutan yang indah. Ia pun berjalan menembusnya, hingga ia sampai ke sebuah tanah lapang yang ditumbuhi rumput. Di tengah tanah lapang itu, terdapat sebuah rumah indah yang nampak seperti istana.
Tiba-tiba terdengar sebuah suara yang mengatakan bahwa tempat itu dibangun untuk tempat tinggal Psikhe dan disana ada banyak pelayan yang tidak terlihat untuk memenuhi kebutuhan Psikhe. Gadis cantik itu sangat gembira mendengarnya.
Di malam hari, tempat itu sangat gelap dan tidak ada cahaya sama sekali. tiba-tiba Psikhe mendengar suara seorang laki-laki. Suara itu terdengar halus dan ramah.
"Apa ini monster yang dibilang orakel?" pikir Psikhe ragu.

Cupid Meninggalkan Psikhe Setelah Berhubungan Seksual.
       Psikhe dan Cupid lalu menghabiskan setiap malam dengan berhubungan seksual bersama. Namun Psikhe tidak bisa melihat wujud suaminya karena memang suasananya sangat gelap gulita. Psikhe pun memohon agar suaminya menampakkan diri di siang hari. Namun dengan sedih suaminya terus menolak dengan berkata, "Jika kau melihat wujudku, maka saat itu juga kebahagiaan kita akan berakhir."
      Lama-kelamaan Psikhe merindukan keluarganya, awalnya Cupid menolak tetapi akhirnya mengizinkan saudari-saudari Psikhe datang ke istana mereka. Ketika tahu keadaan Psikhe, saudari-saudarinya jadi iri. Mereka lalu berusaha membuat Psikhe dan suaminya berpisah, dengan harapan sang suami tak dikenal nantinya akan menikahi mereka.
Mereka memanas-manasi Psikhe. Menurut mereka, Psikhe harus tahu identitas suaminya, karena bisa saja suaminya adalah monster, seorang monster tentu tidak ingin wajahnya dilihat. Mereka juga menyuruh Psikhe membunuh suaminya itu jika memang monster.
Malam itu, Psikhe benar-benar melakukan yang dikatakan oleh kakak-kakaknya. Ia membawa sebuah lentera dan sebuah belati. Awalnya ia ragu, namun kata-kata kakaknya terus terngiang dan ia pun menyalakan lentera.
Psikhe melihat Cupid.
           Ketika cahaya lentera menyinari wajah suaminya, Ia langsung menyadari siapa yang selama ini bersamanya. tidak lain adalah Cupid sang dewa cinta. Psikhe pun makin mencintai Cupid. Namun karena kaget melihat Cupid, Psikhe tidak sengaja menumpahkan minyak dari lenteranya ke badan Cupid.
Cupid merasa sakit sekaligus marah akibat perbuatan Psikhe itu. Cupid pun langsung terbang begitu saja dan meninggalkan Psikhe, yang hanya bisa menangis sendirian menyesali perbuatannya.
Lama Psikhe menunggu suaminya. namun Cupid tidak lagi datang. Psikhe pun meninggalkan istananya dan menemui kakak-kakaknya. Psikhe menceritakan tentang kepergian suaminya dan langsung pergi lagi menjelajahi Yunani mencari keberadaan suaminya.
Setelah mendengar bahwa suami Psikhe adalah dewa dan kini telah meninggalkan Psikhe, kakak-kakak Psikhe pun pergi ke bukit berbatu dan berharap akan dibawa ke istana sang dewa. Zefiros memang datang membawa mereka tetapi bukan ke istana melainkan ke jurang, dia lalu menjatuhkan mereka di sana sampai mati.
Psikhe terus berjalan hingga ia memasuki Kuil Demeter. Di dalam kuil itu terdapat banyak biji-bijian berceceran sehingga kuil itu nampak berantakan. Sambil bersedih Psikhe mengumpulkan biji-bijian itu sehingga kuil itu tidak lagi berantakan.
Demeter melihat apa yang dilakukan Psikhe. Sang dewi pun berbicara padanya, "Kau pantas mendapatkan kebahagiaan wahai gadis cantik. Jika kau mencari Cupid, maka sebaiknya kau menemui Ibunya, Afrodit sang dewi kecantikan, dan berdoa memohon maaf."
Psikhe sangat senang mendapat perhatian dari Demeter, maka ia segera menuju Kuil Afrodit. Di sana, Afrodit yang masih kesal dengan Psikhe menemuinya. Gadis itu meminta maaf kepada Afrodit. Namun sang dewi berkata bahwa untuk menebus dosanya, ia harus berhasil melakukan tugas-tugas yang akan Afrodit diberikan. Psikhe pun setuju.
Sebagai tugas pertama, Afrodit telah menyiapkan setumpuk tinggi biji-bijiann yang terdiri dari tiga jenis biji. Psikhe ditugaskan untuk memisahkan ketiga biji-bijan itu ke dalam tumpukan yang berbeda sebelum malam berakhir.
Dengan putus asa Psikhe melakukan tugas yang mustahil itu. Tapi tiba-tiba datanglah sekoloni semut yang kemudian ikut membantu Psikhe. Dengan bantuan semut-semut, tugas mustahil itu pun akhirnya berhasil ia selesaikan sebelum pagi.
Afrodit yang melihat keberhasilan Psikhe menjadi sangat kesal. Tugas berikutnya adalah Psikhe harus mengambil wol, dari domba-domba emas yang merumput di pinggir sungai.
Ketika Psikhe menuju tempat tersebut, ia dihentikan oleh sekelompok nimfa yang memperingatkannya, "Wahai gadis cantik! kamu jangan mendekati domba domba itu! mereka sangat ganas! yang perlu kamu lakukan hanyalah menunggu hingga siang hari ketika matahari bersinar terik. Mereka akan berteduh di bawah pohon itu."
Psikhe mengerti apa yang harus ia lakukan. ia berterima kasih kepada para nimfa dan pergi mengamati para domba emas.
Ketika domba-domba itu selesai berteduh. Wol emas mereka tersangkut di batang pohon dan semak-semak tempat mereka berteduh. Psikhe pun tinggal mengambil wol-wol itu dari sana.
Semakin Psikhe berhasil, semakin sulit pula tugas yang diberikan oleh Afrodit. Psikhe harus mengambil air mematikan dari sungai Stix. Dia mengira kali ini dia akan mati, namun tiba-tiba datang seekor elang kiriman Zeus yang mengambilkan air itu untuknya.
Afrodit jadi makin kesal, dan untuk tugas terakhir Afrodit berkata, "Karena kau, putraku Cupid menjadi nakal. Dia menjadi tidak penurut lagi. Aku sampai stres memikirkannya, dan kecantikanku pun berkurang. Sekarang kamu harus pergi ke dunia bawah, temui Persefone dan mintakan kepadanya sedikit kecantikannya."
Psikhe bingung bagaimana memasuki dunia bawah dan kembali hidup-hidup. Psikhe berpikir tak ada lagi yang bisa dia lakukan, dia pun naik ke menara dan berniat bunuh diri. Tetapi begitu sampai di menara, bangunan tersebut malah berbicara pada Psikhe dan memberitahunya cara melaksanakan tugasnya.
Setelah mendapat petunjuk, Psikhe akhirnya masuk ke dunia bawah. Ia mengikuti jalan yang diberitahukan oleh sang menara. Psikhe Membayar Kharon satu koin untuk mengantarnya menuju gerbang dunia bawah. Psikhe Melemparkan satu roti pada Kerberos sehingga ketiga kepala mereka berebutan memakannya. ia juga menolak berbagai permintaan yang diajukan oleh para arwah disana.
Ketika sampai di istana Hades, Psikhe melakukan tugasnya yaitu meminta kotak kecantikan pada Persefone. Sesuai petunjuk yang dia dapat, Psikhe menolak untuk duduk di kursi, dan dari semua makanan yang ada di atas meja, dia hanya memakan roti.
Persefone mengambil sebuah kotak dan memberikannya pada Psikhe. Setelah mendapat kotak itu, Psikhe keluar dengan hati-hati dari dunia bawah, dia memberi lebih banyak kue pada Kerberos dan membayar lagi pada Kharon. Pada akhirnya Psikhe berhasil sampai di dunia atas.
Cupid berbahagia bersama Psikhe yang dia cintai.
Namun sekali lagi Psikhe merasa penasaran. Dia ingin mendapatkan sedikit kecantikan dari kotak yang dia bawa. Dia berpikir tentu nanti Cupid akan senang kalau dia menjadi lebih cantik. Psikhe melupakan peringatan dari sang menara dan membuka kotak itu. Begitu Psikhe membukanya, kutukan tidur langsung keluar dari kotak itu dan membuat Psikhe tertidur abadi.
Sementara luka pada bahu Cupid telah sembuh dan Cupid sendiri telah memaafkan Psikhe bahkan Cupid kini sangat merindukan istrinya itu.
Cupid mencari Psikhe dan menemukannya sedang tertidur dalam kutukan. Cupid mengampulkan kutukan itu dan memasukannya lagi ke dalam kotak. Cupid lalu menicum bibir Psikhe. Berkat ciuman dari seorang dewa, Psikhe akhirnya bisa terbangun lagi, dan dia sangat bahagia melihat suaminya. Cupid lalu terbang ke hadapan Zeus dan memohon supaya Psikhe dijadikan abadi. Zeus setuju dan menyuruh Hermes membawa Psikhe ke Olimpus. Begitu sampai di Olimpus, Psikhe diberi minuman para dewa, ambrosia, dan menjadi abadi. Kini Cupid dan Psikhe bisa bersama dalam kebahagiaan.
Cupid and Psikhe menikah dan memiliki anak bernama Hedone ("kesenangan"). Afrodit sendiri telah memaafkan Psikhe bahkan dia ikut menari dalam pesta pernikahan mereka.



referensi :

Minggu, 15 Januari 2017

Tugas 4 Psikologi Manajemen: Empowerment, Stress, dan Konflik




I.                   Empowerment, Stress, dan Konflik
a.       Empowerment
·         Definisi Empowerment
Rappaport mengartikan empowerment sebagai suatu cara dimana rakyat, organisasi dan komunitas diarahkan agar dapat berkuasa atas kehidupannya.
b.      Stress
·         Definisi Stress
Menurut Robert S. Fieldman (1989) stress adalah suatu proses yang menilai suatu peristiwa sebagai sesuatu yang mengancam, menantang, ataupun membahayakan dan individu merespon peristiwa itu pada level fisiologis, emosional, kognitif dan perilaku. Peristiwa yang memunculkan stress dapat saja positif (misalnya: merencanakan perkawinan) atau negatif (contoh: kematian keluarga). Sesuatu didefinisikan sebagai peristiwa yang menekan (stressfull event) atau tidak, bergantung pada respon yang diberikan oleh individu
·         Sumber Stress
Lazarus (1976) membagi Stress ke dalam beberapa sumber, yaitu :
1.      Frustasi, yang akan muncul apabila usaha yang dilakukan individu untuk mencapai suatu tujuan mendapat hambatan atau kegagalan. Hambatan ini dapat bersumber dari lingkungan maupun dari dalam diri individu itu sendiri.
2.      Konflik, Stress akan muncul apabila individu dihadapkan pada keharusan memilih satu di antara dua dorongan atau kebutuhan yang berlawanan atau yang terdapat pada saat yang bersamaan.
3.      Tekanan, Stress juga akan muncul apabila individu mendapat tekanan atau paksaan untuk mencapai hasil tertentu dengan cara tertentu. Sumber tekanan dapat berasal dari lingkungan maupun dari dalam diri individu yang bersangkutan.
4.      Ancaman, antisipasi individu terhadap hal-hal atau situasi yang merugikan atau tidak menyenangkan bagi dirinya juga merupakan suatu yang dapat memunculkan stress.
c.       Konflik
·         Definisi Konflik
Konflik artinya percekcokan, perselisihan dan pertentangan. Sedangkan konflik sosial yaitu pertentangan antar anggota atau masyarakat yang bersifat menyeluruh dikehidupan
·         Jenis – Jenis Konflik
1.      Konflik peranan yang terjadi didalam diri seseorang (person-role conflict)
2.      Konflik antar peranan (inter-role conflict)
3.      Konflik yang timbul karena seseorang harus memenuhi harapan beberapa orang (intesender conflict)
4.      Konflik yang timbul karena disampaikannya informasi yang saling bertentangan (intrasender conflict)
·         Proses Konflik
Menurut Smith, Proses terjadinya konflik sebagai berikut :
1.      Tahap Antisipasi, yaitu merasakan munculnya gejala perubahan yang mencurigakan.
2.      Tahap Menyadari, yaitu perbedaan mulai dieksepsikan dalam bentuk suasana yang tidak mengenakkan.
3.      Tahap pembicaraan, yaitu pendapat-pendapat berbeda mulai bermunculan.
4.      Tahap Perdebatan Terbuka, yaitu perbedaan pendapat mulai ditunjukkan dengan nyata dan terbuka.
5.      Tahap Konflik Terbuka, yaitu masing-masing pihak berusaha memaksakan kehendaknya kepada pihak lain.
d.      Contoh Kasus
Kasus yang terjadi di salah satu RS yang terdapat di Propinsi Sulawesi Tenggara, menarik untuk dibahas. RS yang dibangun pemerintah kolonial Belanda tahun 1940 ini terletak di pusat kota, bahkan relatif padat lalu-lintas sekitarnya, secara topografi letaknya yang strategis tadi, menjadikannya sebagai salah satu tujuan rujukan pasien lain dari daerah sekitar, bahkan pasien dari kabupaten berbeda pun lebih memilih RS ini dibanding tempat lain, pun kualifikasi tenaga medis yang tersedia cukup lumayan untuk ukuran kota kecil.
Namun karena perkembangan dan kemajuan wilayah, di kemudian hari terlihat bahwa ternyata proses pemekaran wilayah kabupaten tadi menjadi beberapa wilayah daerah tingkat II yang baru menyertakan beberapa problem dilematis, seperti pembagian asset, dimana diklaim sebagai milik kedua daerah, dengan tenaga medis terlatih seperti dokter spesialis menjadi terseret pada tarik-menarik klaim tadi, bahwa daerah ini atau daerah itu, yang memiliki dan berhak atas dokter spesialis tersebut, dengan sejumlah problem hukum di dalamnya (dokter spesialis tadi dibiayai dengan beasiswa pemda)
Selain itu masih ada persoalan lain, seperti :
1.      Dokter umum dan spesialis; terkesan lebih mengutamakan praktek swasta di tempatnya masing-masing, dengan konsekuensi logis karena dokter spesialis memiliki Klinik sendiri, mereka lebih fokus pada pelayanan pasien di Klinik pribadi, bahkan pada banyak kasus itu mengurangi tingkat kekerapan kehadiran dan pelayanan medis mereka di RS, sementara jumlah tenaga spesialis sangat kurang. Akibatnya masyarakat terpaksa menanggung biaya kesehatan yang membengkak, di banding pelayanan RS.
2.      Dokter ahli kebidanan memiliki Klinik bersalin sendiri, dengan tenaga bidan yang diseleksi sendiri dari tenaga bidan yang ada di RS. Masalah yang muncul ialah sejumlah tenaga bidan yang tak terpakai merasa dirugikan karena banyak pasien yang hendak bersalin di RS, menjadi dialihkan ke klinik pribadi Dokter tadi, belum lagi kecemburuan yang muncul karena kesenjangan penghasilan, sedikit banyak akan berpengaruh pada pola relasi antara dokter dengan bidan atau antara bidan denga bidan yang lain atau antara sang dokter dengan manajemen RS sendiri.
3.      Masyarakat mengeluhkan tingginya biaya pelayanan kesehatan di RS apalagi di tempat praktek pribadi. Di RS, para dokter cenderung lebih memilih bekerjasama dengan perusahaan obat tertentu, ketimbang meresepkan obat yang tertera dalam jaminan Askes maupun JPS. Sehingga citra RS dan tenaga medis menjadi buruk karena kurang berpihak pada masyarakat.
4.      Suasana kerja dimana dokter masih terlalu dominan, terlihat cukup mengganggu fungsi dan kinerja tenaga kesehatan lainnya, hal ini didukung pula oleh kebijakan RS yang tak terlalu memberi tempat bagi upaya promotif dan preventif, namun masih mengedepankan kegiatan kuratif. Kesan tersebut terasa kental tatkala kita mengamati tenaga kesehatan non dokter yang sebenarnya dapat didayagunakan tetapi belum juga terpakai maksimal sebab terbentur kendala political will pemimpin daerah tersebut. Akibatnya dokter dapat terjebak untuk menjadi bergerak di luar hal yang semestinya.
5.      Sarana penunjang lainnya seperti laboratorium dan pemeriksaan lainnya masih belum memadai, hal ini kurang lebih terkait dengan penganggaran sector kesehtan di daerah tersebut masih belum menempati porsi yang cukup. Kinerja dari dinas kesehatan juga kurang maksimal, seharusnya melakukan analisis kebutuhan, sesuai skala prioritas. Alat-alat pemeriksaan penunjang yang terbatas tadi berimplikasi pada kinerja pelayanan yang tak maksimal, dalam beberapa kasus, pasien terpaksa harus dirujuk ke RS yang lebih lengkap karean keterbatasan alat, ini artinya sekali lagi pasien harus menanggung biaya tambahan.
6.      Tenaga kesehatan lainnya seperti paramedik dan suster senior terkesan kurang begitu bersahabat dengan manajemen RS, yang belum lagi mengelola RS dengan terbuka dengan menerapkan konsep organisasi pelayanan kesehatan modern.
7.      Tenaga keamanan, kebersihan dan laundry tak terlembagakan dengan rapi, akibatnya banyak muncul masalah lain yang tak diinginkan.
8.      Tingkat perhatian pemerintah daerah terhadap perbaikan kesejahteraan tenaga medis berimplikasi nyata pada penyelenggaraan pelayanan yang sebenarnya akan dapat lebih baik lagi, jika kesejahteraan seperti insentif daerah ditingkatkan, hal tersebut kontras terasa kala dibandingkan dengan sederet program pengembangan dan kemajuan kota.
9.      RS karena belum memiliki dokter spesialis tertentu, mengakibatkan penumpukan beban kerja pada dokter spesialis yang telah ada.
Ada solusi yang telah ditawarkan seperti pemindahan RS ke areal yang lebih luas, penyekolahan tenaga kesehatan, program arisan bulanan, menghidupkan kembali budaya kritik lewat kebijakan kepala RS untuk membuka kotak saran, yang dengan bebas dapat di akses oleh siapa saja, serta pengembangan koperasi pegawai. Selain itu melakukan penekanan-penekanan pada tenaga medis untuk tetap mematuhi kebijakan RS dan pemerintah.
II.                Komunikasi dalam Manajemen
a.       Pengertian Komunikasi
Hoveland (1984: 371) mendefinisikan komunikasi, proses dimana individu mentransmisikan stimulus untuk mengubah perilaku individu yang lain.
b.      Proses – Proses Komunikasi
Secara linier, proses komunikasi sedikitnya melibatkan empat (4) elemen atau komponen sebagai berikut,
·         Sumber/pengiriman pesan/komunikator, yakni seseorang atau sekelompok orang atau suatu organisasi/institusi yang mengambil inisiatif menyampaikan pesan.
·         Pesan, berupa lambang atau tanda seperti kata-kata tertulis atau secara lisan, gambar, angka, gestura.
·         Saluran, yakni sesuatu yang dipakai sebagai alat penyampaian/ pengiriman pesan (misalnya telepon, radio, surat, surat kabar, majalah, TV, gelombang udara dalam konteks komunikasi antarpribadi secara tatap muka).
·         Penerima/komunikan, yakni seseorang atau sekelompok orang atau organisasi/ institusi yang dijadikan sasaran penerima pesan.
c.       Hambatan Komunikasi
·         Hambatan komunikasi individu (antarmanusia).
a.       Hambatan Komunikasi Antar Manusia
Agar dapat saling memahami komunikator dan komunikan harus memiliki pengertian yang sama mengenai kata, gerakan badan, nada suara, dan simbol-simbol lainnya. Hambatan komunikasi antarmanusia dapat berupa
b.      Perbedaan Persepsi dan Bahasa
Persepsi merupakan interpretasi pribadi atas sesuatu hal. Definisi seseorang mengenai suatu kata mungkin berbeda dengan orang lain
c.       Pendekatan yang buruk
Walaupun sudah mengetahui cara mendengar yang baik, ternyata menjadi pendengar yang baik tidaklah mudah. Dalam keadaan melamun atau lelah memikirkan masalah lain, seseorang cenderung kehilangan minat mendengarnya.
d.      Gangguan Emosional
Dalam keadaan kecewa, marah, sedih, atau takut, seseorang akan merasa kesulitan saat menyusun pesan atau menerima pesan dengan baik. Secara praktis, tidak mungkin menghindari komunikasi ketika sedang ada dalam keadaan emosi. Kesalahpahaman sering terjadi akibat gangguan emosional.
e.       Perbedaan Budaya
Berkomunikasi dengan orang yang berbeda budaya tidak dapat dihindari, terlebih lagi zaman globalisasi ini. Perbedaan budaya merupakan hambatan yang paling sulit diatasi.
f.       Gangguan Fisik
Pengirim atau penerima mungkin terganggu oleh hambatan yang bersifat fisik seperti akustik yang jelek, tulisan yang tidak dapat dibaca, cahaya yang redup, atau masalah kesehatan. Gangguan fisik bisa mengganggu konsentrasi dalam berkomunikasi.
·         Hambatan Komunikasi Dalam Organisasi
a.       Kelebihan Beban Informasi dan Pesan Yang Bersaing
Perkembangan teknologi telah menyebabkan jumlah pesan dalam suatu organisasi meningkat tajam hingga kecepatan yang semakin tinggi. Pesan melalui surat-surat dari pos, email dan telephon dari berbagai sumber telah membanjiri organisasi dan masing-masing bersaing untuk memperoleh perhatian lebih awal. Hal itu bisa berakibat pada adanya pesan yang tidak ditanggapi, pesan yang dianggap tidak penting, atau pemberian respons yang tidak akurat.
b.   Penyaringan Yang Tidak Tepat
Ketika meneruskan suatu pesan kepada orang lain dalam organisasi, biasanya terjadi penyaringan yang dilakukan dengan memotong atau menyingkat pesan. Pesan dalam organisasi dikirim melalui berbagai saringan. Misalnya melewati penjaga pintu terlebih dahulu, karyawan kantor depan, sekretaris, baru kemudian sampai kepada pimpinan. Bisa jadi suatu pesan penting tidak sampai sebagian atau bahkan seluruhnya karena telah dipotong atau dibuang.
c.       Iklan Komunikasi Tertutup atau Tidak Memadai
Pertukaran informasi yang bebas dan terbuka merupakan salah satu ciri komunikasi yang efektif. Iklim komunikasi sangat terkait dengan gaya kepemimpinan. Gaya manajemen yang tertutup cenderung menghambat pertukaran informasi. Demikian pula saluran yang terlalu banyak bisa mengubah pesan ketika bergerak vertikal atau horisontal dalam sebuah organisasi.
d.      Pengertian Komunikasi Interpersonal efektif dalam organisasi
Komunikasi interpersonal dapat dikatakan efektif apabila pesan diterima dan dimengerti sebagaimana dimaksud oleh pengirim pesan, pesan ditindalanjuti dengan sebuah pembuatan secara sukarela oleh penerima pesan, dapat meningkatkan kualitas hubungan antar pribadi, dan tidak ada hambatan akan hal itu. Komunikasi interpersonal efektif adalah komunikasi yang terkandung dalam tatao muka dan slaing mempengaruhi, mendengarkan, menyampaikan pernyataan, keterbukaan, kepekaan yang merupakan cara paling efektif dalam mengubah sikap, pendapat dan perilaku seseorang dengan efek umpan balik secara langsung.
Adapun komunikasi efektif dalam organisasi mencakup dua jenis, yakni:
·         Componential
Menjelaskan komunikasi antar pribadi denganmengamati komponen-komponen utamanya, dalam hal ini adalah penyampaian pesan oleh satu orang dan penerimaan pesan oleh orang lain dengan berbagai dampaknya dan dengan peluang untuk memberikan umpan balik dengan segera.
·         Situational
Interaksi tatap muka antara dua orang dengan potensi umpan balik langsung dengan situasi yang mendukung di sekitarnya.
·         Model Pengolahan Informasi dalam Komunikasi
Model ini berdasarkan teori belajar kognitif (Piaget) dan berorientasi pada kemampuan seseorang dalam memproses informasi untuk memperbaiki kemmapuannya. Pengolahan informasi mengacu kepada cara orang menangani rangsangandari lingkungan, mengorganisasi data, mengembangkan konsep dan memecahkan masalah, serta mengunakan lambang verbal dan non verbal.
                        Model pengolahan informasi mencakup empat jenis, yaitu:
·         Rational
Model ini berasumsi bahwa orang beroperasi dalam model pengolahan dikontrol menggunakan prosedur analitis
·         Limited Capacity
      Model ini menunjukan bagaimana orang menyatakan pengolahan informasi.
·         Expert
Model ini bergantung pada model limited capacity.
·         Cybernetic
Model ini berpendapat bahwa informasi diproses dari waktu ke waktu.

e.       Model Interaktif Manajemen dalam Komunikasi Model interaktif manajemen mencakup lima jenis, yaitu:
·         Confidence
Dalam manajemen, timbulnya suatu interkasi karena adanya rasa nyaman. Kenyamanan tersebut dapat membuat suatu organisasi bertahan lama dan menimbulkan suatu kepercayaan dan pengertian.
·         Immediacy
Model organisasi yang membuat suatu organisasi tersbeut menjadi segar dan tidak membosankan.
·         Interaction Management
Adanya berbagai interaksi dalam manajemen, seperti mendengarkan dan juga menjelaskan kepada berbagai pihak yang bersangkutan.
·         Expressiveness
Mengembangkan suatu komitmen dalam suatu organisasi dengan berbagai macam ekspresi perilaku.
·         Other Orientation
Adanya komunikasi antara komunikasi dengan satu pihak ke pihak lain, sebagai tukar menukar informasi.



Adi Fahrudin, Ph. D.,. (2012). Pemberdayaan, Partisipasi dan Penguatan Kapasitas Masyarakat. Bandung: Humaniora
Fitri Fausiah, Julianti Widury. (2007). Psikologi Abnormal. Jakarta:UI-Press
Gundarmauniversity. Teori Organisasi Umum. Lista.staff.gunadarma.ac.id. 16/10/2017. 2:19
Kamus Besar Bahasa Indonesia. (2005). Jakarta: Balai Pustaka
Sopiah, (2008). Perilaku Organisasional. Yogyakarta:Andi Offset.
Wiryanto. (2004). Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta:Grasindo