I See.. I Share..
Senin, 25 Desember 2017
Jumat, 03 November 2017
Jumat, 06 Oktober 2017
Jumat, 09 Juni 2017
Tugas psikoterapi 3 - Logoterapi
Victor
E. Frankl adalah seorang neuro-psikiater kelahiran Wina, Austria yang berhasil
selamat keluar dari kamp konsentrasi maut Nazi melalui usahanya untuk tetap
mempertahankan dan mengembangkan hidup bermakna (the will to meaning). Ternyata harapan untuk hidup bermakna dapat
dikembangkan dalam berbagai kondisi, baik dalam keadaan normal, maupun dalam
penderitaan (suffering), misalnya
dalam kondisi sakit (pain), salah (guilt), dan bahkan menjelang kematian
sekalipun.
Dari
pengalaman hidupnya, Frankl belajar bahwa manusia dapat kehilangan segala
sesuatu yang dihargainya kecuali kebebasan manusia yang sangat fundamental
yaitu kebebasan untuk memilih suatu sikap atau cara bereaksi terhadap nasib
kita, kebebasan untuk memlilih cara kita sendiri. Apa yang berarti dalam
eksistensi manusia, bukan semata-mata nasib yang menantikan kita, tetapi
bagaimana cara kita menerima nasib itu. Frankl percaya bahwa arti dapat
ditemukan dalam semua situasi, termasuk penderitaan dan kematian. Frankl
berasumsi bahwa hidup ini adalah penderitaan, tetapi untuk menemukan sebuah
arti dalam penderitaan maka kita harus terus menjalani dan bertahan untuk tetap
hidup. Frankl menyatakan pentingnya dorongan dalam mencari sebuah arti untuk
eksistensi manusia sebagai suatu sistem, yang kemudian disebut logoterapy. Logoterapy kemudian menjadi model psikoterapinya.
Menurut
Frankl, keadaan dimana seorang individu kekurangan arti dalam kehidupan disebut
sebagai kondisi noőgenic neurosis. Inilah keadaan yang bercirikan tanpa arti,
tanpa maksud, tanpa tujuan dan hampa. Menurut Frankl, individu semacam ini
berada dalam kekosongan eksistensial (existential
vacuum), suatu kondisi yang menurut keyakinan Frankl adalah lumrah dalam
zaman modern.
Menurut Frankl,
hakekat dari eksistensi manusia terdiri dari 3 faktor, yaitu:
1.
Spiritualitas.
Spiritualitas adalah
suatu konsep yang sulit dirumuskan, tidak dapat direduksikan, tidak dapat
diterangkan dengan istilah – istilah material, meskipun dapat dipengaruhi oleh
dunia material, namun tidak dihasilkan atau disebabkan oleh dunia material itu.
Merupakan suatu konsep yang sulit
dirumuskan namun tidak dapat direduksikan dan tidak dapat diterangkan dengan
bentuk-bentuk yang bersifat material, kendatipun spiritual dapat dipengaruhi
oleh dimensi kebendaan. Namun tetap saja spiritualitas tidak dapat disebabkan
ataupun dihasilkan oleh hal-hal yang bersifat bendawi tersebut. Istilah
spiritual ini dapat disinonimkan dengan istilah jiwa. Manusia tidak dapat
didikte oleh faktor-faktor non-spiritual seperti instink, kondisi spesifik,
atau lingkungan
2.
Kebebasan.
Adanya suatu keadaan
dimana manusia tidak didikte oleh faktor – faktor non spiritual, insting,
warisan kita yang khusus atau kondisi lingkungan.
Kebebasan tidak dibatasi oleh hal-hal
yang bersifat non spiritual, oleh insting-insting biologis, apalagi oleh
kondisi-kondisi lingkungan. Manusia dianugerahi kebebasan oleh penciptanya, dan
dengan kebebasan tersebut ia diharuskan untuk memilih bagaimana hidup dan
bertingkah laku yang sehat secara psikologis. Individu yang tidak tahu
bagaimana cara memanfaatkan kebebasan yang dianugerahkan Tuhan kepadanya,
adalah individu yang mengalami hambatan psikologis atau neurotis. Individu yang
neurotik akan menghambat pertumbuhan sekaligus pemenuhan potensi- potensi yang
mereka miliki, sehingga akan mengganggu perkembangan sebagai individu secara
penuh.
3.
Tanggung
jawab.
Tidak cukup merasa
bebas untuk memilih namun manusia juga harus menerima tanggung jawab terhadap
pilihan tersebut. Logotherapy mengingatkan manusia terhadap tanggung jawab dengan
kalimat berikut, “Hiduplah seolah – olah anda hidup untuk kedua kalinya, dan
bertindak salah untuk pertama kalinya kira – kira demikian anda bertindak
sekarang.” Individu yang sehat secara psikologis menyadari sepenuhnya akan
beban dan tanggung jawab yang harus mereka pikul dalam setiap fase
kehidupannya, sekaligus menggunakan waktu yang mereka miliki dengan bijaksana
agar hidup dapat berkembang ke arah yang lebih baik.
Kehidupan yang penuh arti sangat ditentukan oleh kualitasnya, bukan
berapa lama atau berapa panjang usia hidup. Keberadaan manusia akan menjadi
sehat dan efektif jika faktor-faktor tersebut di atas dapat terealisasikan
dengan baik dan benar dalam setiap tindakan yang dilakukan oleh individu.
Untuk mencapai dan menggunakan spiritualitas, kebebasan dan tanggung
jawab semuanya tergantung pilihan yang dibuat oleh manusia itu sendiri. Tanpa
ketiga – tiganya tidak mungkin menemukan arti dan maksud dalam kehidupan. Dalam
sistem Frankl, ada satu dorongan yang fundamental yakni kemauan akan arti yang
kuat hingga mampu mengalahkan semua dorongan lain pada manusia. Tanpa arti
untuk kehidupan, tidak ada alasan untuk meneruskan kehidupan. Arti kehidupan
sangat istimewa dan unik bagi setiap individu sehingga arti kehidupan menjadi
berbeda dari orang yang satu dengan orang yang lain bahkan dari momen yang satu
ke momen berikutnya. Karena adanya perbedaan tersebut maka setiap orang harus
menemukan caranya sendiri untuk memberikan respon.
Logoterapi dibangun
diatas tiga asumsi dasar yang satu sama lain saling mempengaruhi, yaitu:
1.
Fredom of will (kebebasan
bersikap dan berkehendak)
Frankl sangat
menantang pendekatan-pendekatan psikologi/psikiatri yang menyatakan kondisi
manusia dipengaruhi dan ditentukan oleh insting-insting biologis atau konflik
masa kanak-kanak atau sesuatu kekuatan dari luar lainnya. Menurut Frankl
meskipun kondisi luar tesebut mempengaruhi kehidupan, namun individu bebas
memilih reaksi dalam menghadapi kondisi-kondisi tersebut. Manusia memang tidak
akan dapat bertahan dan mampu menghilangkan kekuatan-kekuatan luar tersebut,
tetapi bebas memilih sikap untuk menghadapi, merepson dang menangani kekuatan
tersebut. Manusia harus menghargai kemampuannya dalam mengambil sikap untuk
mencapai kondisi yang diinginkannya. Manusia tidak sepenuhnya dikondisikan dan
ditentukan oleh lingkungannya, namun dirinyalah yang lebih menentukan apa yang
akan dilakukan terhadap berbagai kondisi itu. Dengan kata lain manusialah yang
menentukan dirinya sendiri.
2.
Will to Meaning (kehendak untuk
hidup bermakna)
Kehendak akan arti
kehidupan maksudnya kebutuhan manusia untuk terus mencari makna hidup untuk
eksistensinya. Semakin individu mampu mengatasi dirinya maka semakin ia
mengarah pada suatu tujuan sehingga ia menjadi manusia yang sepenuhnya. Arti
yang dicari tersebut memerlukan tanggung jawab pribadi karena tidak seorangpun
bisa memberikan pengertian dan menemukan maksud dan makna hidup kita selain
diri kita sendiri. Dan itu merupakan tanggung jawab masing-masing pribadi untuk
mencari dan menemukannya. Menurut Frankl keinginan untuk hidup yang bermakna
ini merupakan motivasi utama yang tedapat pada manusia untuk mencari, menemukan
dan memenuhi tujuan dan arti hidupnya.
3.
Meaning of Life (makna hidup)
Pada dasarnya,
manusia adalah makhluk yang selalu berusaha untuk memaknai hidupnya. Pada
beberapa orang, pencarian makna hidup bisa berakhir dengan keputusasaan.
Keputusasaan dan kehilangan makna hidup ini merupakan neurosis, dan Frankl
menyebut kondisi ini noogenic neurosis.
Sebutan itu bermakna bahwa neurosis ini berbeda dengan yang disebabkan oleh
konfliks psikologis dalam individu. Noogenic
neurosis menggambarkan perasaan tidak bermakna, hampa, tanpa tujuan dan
seterusnya. Orang-orang seperti ini berada dalam kekosongan eksistensial (existential vacuum). Tetapi Frankl
mengatakan bahwa kondisi tersebut lumrah terjadi di zaman modern ini. Frankl
menganggap bahwa makna hidup itu bersifat unik, spesisfik, personal, sehingga
masing-masing orang mempunyai makna hidupnya yang khas dan cara penghayatan
yang berbeda antara pribadi yang satu dengan yang lainnya.
Salah satu indikator
ketidak bermaknaan hidup adalah rasa bosan. Orang-orang yang merasa bosan dan
merasa bodoh terhadap noogenic neurosis
disebabkan oleh:
a.
Kehilangan
instink-instink alamiah untuk berhubungan dengan alam
b.
Merasa adat
kebiasaan, tradisi, dan nilai-nilai untuk menentukan tingkah laku sehingga
seakan ada yang mengatur langkah hidupnya
Mencari
arti dapat merupakan tugas yang membingungkan, menantang dan menambah tegangan
bukan mengurangi tegangan batin, namun sesungguhnya menurut Frankl, peningkatan
tegangan ini adalah prasyarat untuk kesehatan psikologis. Kaitannya dengan
kepribadian, menurut Frankl, suatu kepribadian yang sehat mengandung tingkat
tegangan tertentu antara apa yang telah dicapai dan apa yang harus dicapai
dimana orang – orang yang sehat selalu memperjuangkan tujuan yang akan
memberikan arti tersebut.
Ada 3 cara yang
dikemukakan oleh logotherapy untuk
menuntun pada pencarian arti kehidupan, yaitu:
1.
Dengan
memberi kepada dunia lewat suatu ciptaan / karya.
2.
Dengan
mengambil sesuatu dari dunia melalui pengalaman
3.
Dengan sikap
yang diambil manusia dalam menyikapi penderitaan.
Ketiga cara
tersebut kemudian terkait dengan tiga sistem nilai dalam pemberian arti kepada
kehidupan, yaitu:
Nilai
– nilai daya cipta; yang menyangkut pemberian kepada dunia, diwujudkan dalam
aktivitas yang kreatif dan produktif. Arti diberikan kepada kehidupan melalui
tindakan yang menciptakan suatu hasil yang kelihatan atau ide yang tidak
kelihatan atau dengan melayani orang – orang lain yang merupakan suatu ungkapan
individu.
Nilai
– nilai pengalaman, menyangkut penerimaan dari dunia, diwujudakan dengan
menyerahkan diri kepada keindahan yang ada di alam sekitar atau seni. Menurut
Frankl ada kemungkinan memenuhi arti kehidupan dengan mengalami beberapa segi
kehidupan secara intensif, walaupun individu tidak melakukan suatu tindakan
yang positif. Yang menentukan bukan berapa banyak puncak yang kita capai atau
berapa lama seseorang tinggal dalam tingkatan pencapaian tersebut namun
intensitas yang kita alami terhadap hal – hal yang kita miliki.
Nilai-nilai
sikap. Situasi-situasi yang menimbulkan nilai-nilai sikap ialah
situasi-siatuasi dimana manusia tak mampu mengubah atau menghindari situasi
tersebut. Apabila dihadapkan dalam situasi ini maka satu-satunya cara untuk
menyikapinya adalah menerima situasi tersebut. Cara bagaiman manusia menerima
situasi tersebut, keberanian dalam menahan penderitaan tersebut, kebijaksanaan
yang kita perlihatkan ketika berhadapan dengan bencana marupakan ujian dan
ukuran terakhir dari pemenuhan kita sebagai manusia.
Orang-orang
yang menemukan arti dalam kehidupan mencapai keadaan transedensi diri, keadaan
yang terakhir untuk kepribadian yang sehat. Dalam pandangan Frankl dorongan
utama dalam kehidupan adalah bukan diri melainkan arti. Menjadi manusia
sepenuhnya berarti mengadakan hubungan dengan seseorang atau orang lain di luar
diri sendiri.
Menurut Frankl,
terdapat dua tujuan yang berorientasi pada diri adalah kesenangan dan
aktualisasi diri.
1.
Frankl
menyatakan semakin banyak kita dengan sengaja berjuang untuk kesenangan maka
mungkin semakin kurang kita mendapatkannya.
2.
Satu-satunya
cara untuk mengaktualisasikian-diri ialah melalui pemenuhan arti di luar diri.
Sumber:
Bastaman, H.D. 2007. Logoterapi Psikologi untuk
Menemukan Makna Hidup dan Meraih Kehidupan Bermakna. Jakarta: Rajawali Press.
Corey, G. 2003. Teori dan Praktek Konseling dan
Psikoterapi. Bandung: PT. Refika Aditama
Frankl, Victor E. 2003. Logoterapi Terapi Melalui
Pemaknaan Eksistensi. Jogjakarta: Kreasi Wacana.
Schultz, D. 1991. Psikologi Pertumbuhan: Model – model
kepribadian yang sehat. Yogyakarta
Senin, 01 Mei 2017
Psikoterapi 2
TUGAS PSIKOTERAPI (SOFTSKILL) 2
Nama Kelompok:
1. Anisa Nur Aripah (11514289)
2. Aulia Suryani (11514839)
3. Heni Rahmawati (14514914)
4. Nuke Noviana (18514116)
Kelas: 3PA17
Mengapa psikoterapi dalam terapi psikoanalisis menganalisa psikopatologi bedasarkan perkembangan seksual ?
Nama Kelompok:
1. Anisa Nur Aripah (11514289)
2. Aulia Suryani (11514839)
3. Heni Rahmawati (14514914)
4. Nuke Noviana (18514116)
Kelas: 3PA17
Mengapa psikoterapi dalam terapi psikoanalisis menganalisa psikopatologi bedasarkan perkembangan seksual ?
Karena, Teori
Freudian percaya bahwa masalah dewasa dapat ditelusuri dari konflik yang belum
diselesaikan dari fase-fase tertentu dari masa kanak-kanak dan remaja, yang
disebabkan oleh fantasi yang berasal dari mereka sendiri.
Contoh kasus : berdasarkan data yang dikumpulkan dari
pasien di awal karirnya, Freud menduga bahwa gangguan neurotik terjadi ketika
anak-anak mengalami pelecehan seksual di masa kecil (yang disebut teori
seduksi). Kemudian, Freud menjadi
percaya bahwa, meskipun kekerasan terhadap anak terjadi, gejala neurotik tidak
ada kaitannya dengan hal ini. Dia percaya bahwa orang-orang neurotik sering
mengalami konflik bawah sadar yang melibatkan fantasi incest yang
berasal dari berbagai tahap perkembangan. Ia menemukan tahapannya dari sekitar
tiga sampai enam tahun (tahun-tahun prasekolah), (sekarang ini disebut
"tahap genital pertama") yang diisi dengan fantasi memiliki hubungan
romantis dengan kedua orang tuanya. Argumen dengan cepat dihasilkan di Wina
pada awal abad ke-20 tentang apakah seduksi orang dewasa terhadap anak-anak,
yaitu pelecehan seksual, adalah dasar dari penyakit neurotik. Masih
belum ada kesepakatan lengkap, meskipun saat ini para profesional mengakui
adanya efek negatif dari pelecehan seksual terhadap kesehatan mental anak.
Senin, 03 April 2017
Tugas Softskil 1: Sejarah Mitologi Dewi Psikhe
Tugas Softskil 1: Sejarah Mitologi Dewi Psikhe
Nama Kelompok:
- Anisa Nur Aripah (11514289)
- Aulia Suryani (11514839)
- Heni Rahmawati (14514914)
- Nuke Noviana (18514116)
Kelas: 3PA17
Sejarah Mitologi Dewi Psikhe
Di suatu kerajaan ada seorang raja yang memiliki tiga orang putri.
Putri bungsunya bernama Psikhe. Psikhe ini sangat cantik sampai-sampai di
daerahnya orang-orang menjadi berhenti menyembah Afrodit dan mulai menyembah
Psikhe sebagai dewi kecantikan.
Meskipun Psikhe tidak menghendaki semua perhatian ini, tetap saja
Afrodit marah karena kecantikannya tersaingi. Afrodit lalu memanggil Cupid
(Eros), putranya. Afrodit menyuruh Cupid untuk membuat Psikhe jatuh cinta
kepada lelaki terjelek di dunia. Karena sudah terbiasa melakukan tugas seperti
itu dari ibunya, Cupid pun langsung saja terbang mencari Psikhe.
Tetapi ketika Cupid melihat Psikhe, dia malah terpesona sampai
tidak sengaja ia menusuk tangannya sendiri dengan anak panah cinta. Cupid pun
jatuh cinta kepada Psikhe dan tidak jadi melakukan perintah Afrodit.
Setelah beberapa lama, Afrodit yang terus memantau Psikhe menyadari
adanya suatu keganjilan, kenapa Psikhe belum juga jatuh cinta pada siapapun?
Akhirnya Afrodit langsung turun tangan. Ia mengutuk Psikhe sehingga tidak ada
seorangpun yang mau melamarnya.
Beberapa tahun berlalu, tidak ada seorang pun yang datang melamar
Psikhe sementara usianya sudah cukup untuk dia menikah. Orangtua Psikhe cemas
dan pergi ke orakel untuk meminta nasehat.
Cupid membuat Oracle berkata bahwa Psikhe tidak ditakdirkan untuk
menikahi seorang manusia, melainkan Psikhe harus menikah dengan suatu makhluk
yang tinggal di sebuah gunung.
Psikhe dan Orangtuanya bersedih, karena menyangka Psikhe
ditakdirkan untuk menikah dengan seekor monster. Setelah perdebatan yang cukup
panjang, Psikhe akhirnya berhasil meyakinkan orangtuanya untuk merelakan putri
bungsu mereka mengikuti jalan yang telah ditentukan oleh takdir.
Psikhe meninggalkan tempat tinggalnya. Semua orang merasa sedih
melepas kepergian Psikhe, karena entah disebabkan oleh kecantikan fisiknya atau
juga kebaikan hatinya, Psikhe berhasil menjadi wanita yang dicintai oleh
masyarakat sekitarnya.
Psikhe berjalan menuju gunung yang dimaksud. Ia terus berjalan
sambil memberanikan diri. namun karena ia tidak kuat menahan rasa takutnya, ia
menitikkan air mata. Tiba-tiba datanglah Zefiros, dewa angin barat. Zefiros
lalu membawa Psikhe dari gunung itu menuju seuatu tempat.
Setelah diturunkan oleh Zefiros, Psikhe melihat sebuah hutan yang indah.
Ia pun berjalan menembusnya, hingga ia sampai ke sebuah tanah lapang yang
ditumbuhi rumput. Di tengah tanah lapang itu, terdapat sebuah rumah indah yang
nampak seperti istana.
Tiba-tiba terdengar sebuah suara yang mengatakan bahwa tempat itu
dibangun untuk tempat tinggal Psikhe dan disana ada banyak pelayan yang tidak
terlihat untuk memenuhi kebutuhan Psikhe. Gadis cantik itu sangat gembira
mendengarnya.
Di malam hari, tempat itu sangat gelap dan tidak ada cahaya sama
sekali. tiba-tiba Psikhe mendengar suara seorang laki-laki. Suara itu terdengar
halus dan ramah.
Cupid Meninggalkan Psikhe Setelah Berhubungan Seksual.
Psikhe dan Cupid lalu menghabiskan setiap malam dengan berhubungan
seksual bersama. Namun Psikhe tidak bisa melihat wujud suaminya karena memang
suasananya sangat gelap gulita. Psikhe pun memohon agar suaminya menampakkan
diri di siang hari. Namun dengan sedih suaminya terus menolak dengan berkata,
"Jika kau melihat wujudku, maka saat itu juga kebahagiaan kita akan
berakhir."
Lama-kelamaan Psikhe merindukan keluarganya, awalnya Cupid menolak
tetapi akhirnya mengizinkan saudari-saudari Psikhe datang ke istana mereka.
Ketika tahu keadaan Psikhe, saudari-saudarinya jadi iri. Mereka lalu berusaha
membuat Psikhe dan suaminya berpisah, dengan harapan sang suami tak dikenal
nantinya akan menikahi mereka.
Mereka memanas-manasi Psikhe. Menurut mereka, Psikhe harus tahu
identitas suaminya, karena bisa saja suaminya adalah monster, seorang monster
tentu tidak ingin wajahnya dilihat. Mereka juga menyuruh Psikhe membunuh
suaminya itu jika memang monster.
Malam itu, Psikhe benar-benar melakukan yang dikatakan oleh
kakak-kakaknya. Ia membawa sebuah lentera dan sebuah belati. Awalnya ia ragu,
namun kata-kata kakaknya terus terngiang dan ia pun menyalakan lentera.
Psikhe melihat Cupid.
Ketika cahaya lentera menyinari wajah suaminya, Ia langsung
menyadari siapa yang selama ini bersamanya. tidak lain adalah Cupid sang dewa
cinta. Psikhe pun makin mencintai Cupid. Namun karena kaget melihat Cupid,
Psikhe tidak sengaja menumpahkan minyak dari lenteranya ke badan Cupid.
Cupid merasa sakit sekaligus marah akibat perbuatan Psikhe itu.
Cupid pun langsung terbang begitu saja dan meninggalkan Psikhe, yang hanya bisa
menangis sendirian menyesali perbuatannya.
Lama Psikhe menunggu suaminya. namun Cupid tidak lagi datang.
Psikhe pun meninggalkan istananya dan menemui kakak-kakaknya. Psikhe
menceritakan tentang kepergian suaminya dan langsung pergi lagi menjelajahi
Yunani mencari keberadaan suaminya.
Setelah mendengar bahwa suami Psikhe adalah dewa dan kini telah
meninggalkan Psikhe, kakak-kakak Psikhe pun pergi ke bukit berbatu dan berharap
akan dibawa ke istana sang dewa. Zefiros memang datang membawa mereka tetapi
bukan ke istana melainkan ke jurang, dia lalu menjatuhkan mereka di sana sampai
mati.
Psikhe terus berjalan hingga ia memasuki Kuil Demeter. Di dalam
kuil itu terdapat banyak biji-bijian berceceran sehingga kuil itu nampak
berantakan. Sambil bersedih Psikhe mengumpulkan biji-bijian itu sehingga kuil
itu tidak lagi berantakan.
Demeter melihat apa yang dilakukan Psikhe. Sang dewi pun berbicara
padanya, "Kau pantas mendapatkan kebahagiaan wahai gadis cantik. Jika kau
mencari Cupid, maka sebaiknya kau menemui Ibunya, Afrodit sang dewi kecantikan,
dan berdoa memohon maaf."
Psikhe sangat senang mendapat perhatian dari Demeter, maka ia
segera menuju Kuil Afrodit. Di sana, Afrodit yang masih kesal dengan Psikhe
menemuinya. Gadis itu meminta maaf kepada Afrodit. Namun sang dewi berkata
bahwa untuk menebus dosanya, ia harus berhasil melakukan tugas-tugas yang akan
Afrodit diberikan. Psikhe pun setuju.
Sebagai tugas pertama, Afrodit telah menyiapkan setumpuk tinggi
biji-bijiann yang terdiri dari tiga jenis biji. Psikhe ditugaskan untuk
memisahkan ketiga biji-bijan itu ke dalam tumpukan yang berbeda sebelum malam
berakhir.
Dengan putus asa Psikhe melakukan tugas yang mustahil itu. Tapi
tiba-tiba datanglah sekoloni semut yang kemudian ikut membantu Psikhe. Dengan
bantuan semut-semut, tugas mustahil itu pun akhirnya berhasil ia selesaikan
sebelum pagi.
Afrodit yang melihat keberhasilan Psikhe menjadi sangat kesal.
Tugas berikutnya adalah Psikhe harus mengambil wol, dari domba-domba emas yang
merumput di pinggir sungai.
Ketika Psikhe menuju tempat tersebut, ia dihentikan oleh sekelompok
nimfa yang memperingatkannya, "Wahai gadis cantik! kamu jangan mendekati
domba domba itu! mereka sangat ganas! yang perlu kamu lakukan hanyalah menunggu
hingga siang hari ketika matahari bersinar terik. Mereka akan berteduh di bawah
pohon itu."
Psikhe mengerti apa yang harus ia lakukan. ia berterima kasih
kepada para nimfa dan pergi mengamati para domba emas.
Ketika domba-domba itu selesai berteduh. Wol emas mereka tersangkut
di batang pohon dan semak-semak tempat mereka berteduh. Psikhe pun tinggal
mengambil wol-wol itu dari sana.
Semakin Psikhe berhasil, semakin sulit pula tugas yang diberikan
oleh Afrodit. Psikhe harus mengambil air mematikan dari sungai Stix. Dia
mengira kali ini dia akan mati, namun tiba-tiba datang seekor elang kiriman
Zeus yang mengambilkan air itu untuknya.
Afrodit jadi makin kesal, dan untuk tugas terakhir Afrodit berkata,
"Karena kau, putraku Cupid menjadi nakal. Dia menjadi tidak penurut lagi.
Aku sampai stres memikirkannya, dan kecantikanku pun berkurang. Sekarang kamu
harus pergi ke dunia bawah, temui Persefone dan mintakan kepadanya sedikit
kecantikannya."
Psikhe bingung bagaimana memasuki dunia bawah dan kembali
hidup-hidup. Psikhe berpikir tak ada lagi yang bisa dia lakukan, dia pun naik
ke menara dan berniat bunuh diri. Tetapi begitu sampai di menara, bangunan
tersebut malah berbicara pada Psikhe dan memberitahunya cara melaksanakan
tugasnya.
Setelah mendapat petunjuk, Psikhe akhirnya masuk ke dunia bawah. Ia
mengikuti jalan yang diberitahukan oleh sang menara. Psikhe Membayar Kharon
satu koin untuk mengantarnya menuju gerbang dunia bawah. Psikhe Melemparkan
satu roti pada Kerberos sehingga ketiga kepala mereka berebutan memakannya. ia
juga menolak berbagai permintaan yang diajukan oleh para arwah disana.
Ketika sampai di istana Hades, Psikhe melakukan tugasnya yaitu
meminta kotak kecantikan pada Persefone. Sesuai petunjuk yang dia dapat, Psikhe
menolak untuk duduk di kursi, dan dari semua makanan yang ada di atas meja, dia
hanya memakan roti.
Persefone mengambil sebuah kotak dan memberikannya pada Psikhe.
Setelah mendapat kotak itu, Psikhe keluar dengan hati-hati dari dunia bawah,
dia memberi lebih banyak kue pada Kerberos dan membayar lagi pada Kharon. Pada
akhirnya Psikhe berhasil sampai di dunia atas.
Cupid berbahagia bersama Psikhe yang dia cintai.
Namun sekali lagi Psikhe merasa penasaran. Dia ingin mendapatkan
sedikit kecantikan dari kotak yang dia bawa. Dia berpikir tentu nanti Cupid
akan senang kalau dia menjadi lebih cantik. Psikhe melupakan peringatan dari
sang menara dan membuka kotak itu. Begitu Psikhe membukanya, kutukan tidur
langsung keluar dari kotak itu dan membuat Psikhe tertidur abadi.
Sementara luka pada bahu Cupid telah sembuh dan Cupid sendiri telah
memaafkan Psikhe bahkan Cupid kini sangat merindukan istrinya itu.
Cupid mencari Psikhe dan menemukannya sedang tertidur dalam
kutukan. Cupid mengampulkan kutukan itu dan memasukannya lagi ke dalam kotak.
Cupid lalu menicum bibir Psikhe. Berkat ciuman dari seorang dewa, Psikhe
akhirnya bisa terbangun lagi, dan dia sangat bahagia melihat suaminya. Cupid
lalu terbang ke hadapan Zeus dan memohon supaya Psikhe dijadikan abadi. Zeus
setuju dan menyuruh Hermes membawa Psikhe ke Olimpus. Begitu sampai di Olimpus,
Psikhe diberi minuman para dewa, ambrosia, dan menjadi abadi. Kini Cupid dan
Psikhe bisa bersama dalam kebahagiaan.
Cupid and Psikhe menikah dan memiliki anak bernama Hedone
("kesenangan"). Afrodit sendiri telah memaafkan Psikhe bahkan dia
ikut menari dalam pesta pernikahan mereka.
referensi :
Minggu, 15 Januari 2017
Tugas 4 Psikologi Manajemen: Empowerment, Stress, dan Konflik
I.
Empowerment, Stress, dan Konflik
a.
Empowerment
·
Definisi Empowerment
Rappaport
mengartikan empowerment sebagai suatu cara dimana rakyat, organisasi dan
komunitas diarahkan agar dapat berkuasa atas kehidupannya.
b.
Stress
·
Definisi Stress
Menurut Robert S. Fieldman (1989) stress adalah suatu proses yang
menilai suatu peristiwa sebagai sesuatu yang mengancam, menantang,
ataupun membahayakan dan individu merespon peristiwa itu pada
level fisiologis, emosional, kognitif dan perilaku. Peristiwa yang memunculkan
stress dapat saja positif (misalnya: merencanakan perkawinan)
atau negatif (contoh: kematian keluarga). Sesuatu didefinisikan
sebagai peristiwa yang menekan (stressfull event) atau tidak, bergantung
pada respon yang diberikan oleh individu
·
Sumber Stress
Lazarus (1976)
membagi Stress ke dalam beberapa sumber, yaitu :
1. Frustasi,
yang akan muncul apabila usaha yang dilakukan individu untuk mencapai suatu
tujuan mendapat hambatan atau kegagalan. Hambatan ini dapat bersumber dari
lingkungan maupun dari dalam diri individu itu sendiri.
2. Konflik,
Stress akan muncul apabila individu dihadapkan pada keharusan memilih
satu di antara dua dorongan atau kebutuhan yang berlawanan atau yang terdapat
pada saat yang bersamaan.
3. Tekanan,
Stress juga akan muncul apabila individu mendapat tekanan atau paksaan
untuk mencapai hasil tertentu dengan cara tertentu. Sumber tekanan dapat
berasal dari lingkungan maupun dari dalam diri individu yang bersangkutan.
4.
Ancaman, antisipasi individu terhadap hal-hal
atau situasi yang merugikan atau tidak menyenangkan bagi dirinya juga merupakan
suatu yang dapat memunculkan
stress.
c. Konflik
·
Definisi Konflik
Konflik
artinya percekcokan, perselisihan dan pertentangan. Sedangkan konflik sosial
yaitu pertentangan antar anggota atau masyarakat yang bersifat menyeluruh
dikehidupan
·
Jenis – Jenis Konflik
1.
Konflik peranan yang terjadi
didalam diri seseorang (person-role conflict)
2.
Konflik antar peranan
(inter-role conflict)
3.
Konflik yang timbul karena
seseorang harus memenuhi harapan beberapa orang (intesender conflict)
4.
Konflik yang timbul karena
disampaikannya informasi yang saling bertentangan (intrasender conflict)
·
Proses Konflik
Menurut Smith, Proses terjadinya konflik
sebagai berikut :
1.
Tahap Antisipasi, yaitu
merasakan munculnya gejala perubahan yang mencurigakan.
2.
Tahap Menyadari, yaitu
perbedaan mulai dieksepsikan dalam bentuk suasana yang tidak mengenakkan.
3.
Tahap pembicaraan, yaitu
pendapat-pendapat berbeda mulai bermunculan.
4.
Tahap Perdebatan Terbuka,
yaitu perbedaan pendapat mulai ditunjukkan dengan nyata dan terbuka.
5.
Tahap Konflik Terbuka,
yaitu masing-masing pihak berusaha memaksakan kehendaknya kepada pihak lain.
d.
Contoh Kasus
Kasus yang terjadi di salah satu RS
yang terdapat di Propinsi Sulawesi Tenggara, menarik untuk dibahas. RS yang
dibangun pemerintah kolonial Belanda tahun 1940 ini terletak di pusat kota,
bahkan relatif padat lalu-lintas sekitarnya, secara topografi letaknya yang
strategis tadi, menjadikannya sebagai salah satu tujuan rujukan pasien lain
dari daerah sekitar, bahkan pasien dari kabupaten berbeda pun lebih memilih RS
ini dibanding tempat lain, pun kualifikasi tenaga medis yang tersedia cukup
lumayan untuk ukuran kota kecil.
Namun karena perkembangan dan kemajuan wilayah, di kemudian hari terlihat
bahwa ternyata proses pemekaran wilayah kabupaten tadi menjadi beberapa wilayah
daerah tingkat II yang baru menyertakan beberapa problem dilematis, seperti
pembagian asset, dimana diklaim sebagai milik kedua daerah, dengan tenaga medis
terlatih seperti dokter spesialis menjadi terseret pada tarik-menarik klaim
tadi, bahwa daerah ini atau daerah itu, yang memiliki dan berhak atas dokter
spesialis tersebut, dengan sejumlah problem hukum di dalamnya (dokter
spesialis tadi dibiayai dengan beasiswa pemda)
Selain itu masih ada persoalan lain, seperti :
1.
Dokter umum dan spesialis; terkesan lebih mengutamakan praktek swasta di
tempatnya masing-masing, dengan konsekuensi logis karena dokter spesialis
memiliki Klinik sendiri, mereka lebih fokus pada pelayanan pasien di Klinik
pribadi, bahkan pada banyak kasus itu mengurangi tingkat kekerapan kehadiran
dan pelayanan medis mereka di RS, sementara jumlah tenaga spesialis sangat
kurang. Akibatnya masyarakat terpaksa menanggung biaya kesehatan yang
membengkak, di banding pelayanan RS.
2.
Dokter ahli kebidanan memiliki Klinik bersalin sendiri, dengan tenaga bidan yang
diseleksi sendiri dari tenaga bidan yang ada di RS. Masalah yang muncul ialah
sejumlah tenaga bidan yang tak terpakai merasa dirugikan karena banyak pasien
yang hendak bersalin di RS, menjadi dialihkan ke klinik pribadi Dokter tadi,
belum lagi kecemburuan yang muncul karena kesenjangan penghasilan, sedikit
banyak akan berpengaruh pada pola relasi antara dokter dengan bidan atau antara
bidan denga bidan yang lain atau antara sang dokter dengan manajemen RS sendiri.
3.
Masyarakat
mengeluhkan tingginya biaya pelayanan kesehatan di RS
apalagi di tempat praktek pribadi. Di RS, para dokter cenderung lebih memilih
bekerjasama dengan perusahaan obat tertentu, ketimbang meresepkan obat yang
tertera dalam jaminan Askes maupun JPS. Sehingga citra RS dan tenaga medis
menjadi buruk karena kurang berpihak pada masyarakat.
4.
Suasana kerja dimana dokter masih terlalu
dominan, terlihat
cukup mengganggu fungsi dan kinerja tenaga kesehatan lainnya, hal ini didukung
pula oleh kebijakan RS yang tak terlalu memberi tempat bagi upaya promotif dan
preventif, namun masih mengedepankan kegiatan kuratif. Kesan tersebut terasa
kental tatkala kita mengamati tenaga kesehatan non dokter yang sebenarnya dapat
didayagunakan tetapi belum juga terpakai maksimal sebab terbentur kendala
political will pemimpin daerah tersebut. Akibatnya dokter dapat terjebak untuk
menjadi bergerak di luar hal yang semestinya.
5.
Sarana penunjang lainnya seperti laboratorium
dan pemeriksaan lainnya masih belum memadai, hal ini kurang lebih terkait dengan penganggaran sector kesehtan
di daerah tersebut masih belum menempati porsi yang cukup. Kinerja dari dinas
kesehatan juga kurang maksimal, seharusnya melakukan analisis kebutuhan, sesuai
skala prioritas. Alat-alat pemeriksaan penunjang yang terbatas tadi
berimplikasi pada kinerja pelayanan yang tak maksimal, dalam beberapa kasus,
pasien terpaksa harus dirujuk ke RS yang lebih lengkap karean keterbatasan
alat, ini artinya sekali lagi pasien harus menanggung biaya tambahan.
6.
Tenaga kesehatan lainnya seperti paramedik dan
suster senior terkesan kurang begitu bersahabat dengan manajemen RS, yang belum lagi mengelola RS dengan terbuka
dengan menerapkan konsep organisasi pelayanan kesehatan modern.
7.
Tenaga keamanan, kebersihan dan laundry tak
terlembagakan dengan rapi,
akibatnya banyak muncul masalah lain yang tak diinginkan.
8.
Tingkat perhatian pemerintah daerah terhadap
perbaikan kesejahteraan tenaga medis
berimplikasi nyata pada penyelenggaraan pelayanan yang sebenarnya akan dapat
lebih baik lagi, jika kesejahteraan seperti insentif daerah ditingkatkan, hal
tersebut kontras terasa kala dibandingkan dengan sederet program pengembangan
dan kemajuan kota.
9.
RS karena belum memiliki dokter spesialis tertentu, mengakibatkan penumpukan beban kerja pada dokter
spesialis yang telah ada.
Ada solusi yang telah ditawarkan seperti pemindahan RS ke areal yang lebih
luas, penyekolahan tenaga kesehatan, program arisan bulanan, menghidupkan
kembali budaya kritik lewat kebijakan kepala RS untuk membuka kotak saran, yang
dengan bebas dapat di akses oleh siapa saja, serta pengembangan koperasi
pegawai. Selain itu melakukan
penekanan-penekanan pada tenaga medis untuk tetap mematuhi kebijakan RS dan
pemerintah.
II.
Komunikasi dalam Manajemen
a. Pengertian Komunikasi
Hoveland (1984: 371) mendefinisikan
komunikasi, proses dimana individu mentransmisikan stimulus untuk mengubah
perilaku individu yang lain.
b. Proses – Proses Komunikasi
Secara linier,
proses komunikasi sedikitnya melibatkan empat (4) elemen atau komponen sebagai
berikut,
·
Sumber/pengiriman
pesan/komunikator, yakni seseorang atau sekelompok orang atau suatu
organisasi/institusi yang mengambil inisiatif menyampaikan pesan.
·
Pesan,
berupa lambang atau tanda seperti kata-kata tertulis atau secara lisan, gambar,
angka, gestura.
·
Saluran,
yakni sesuatu yang dipakai sebagai alat penyampaian/ pengiriman pesan (misalnya
telepon, radio, surat, surat kabar, majalah, TV, gelombang udara dalam konteks
komunikasi antarpribadi secara tatap muka).
·
Penerima/komunikan,
yakni seseorang atau sekelompok orang atau organisasi/ institusi yang dijadikan
sasaran penerima pesan.
c. Hambatan Komunikasi
·
Hambatan
komunikasi individu (antarmanusia).
a. Hambatan
Komunikasi Antar Manusia
Agar
dapat saling memahami komunikator dan komunikan harus memiliki pengertian yang
sama mengenai kata, gerakan badan, nada suara, dan simbol-simbol lainnya.
Hambatan komunikasi antarmanusia dapat berupa
b.
Perbedaan Persepsi dan Bahasa
Persepsi
merupakan interpretasi pribadi atas sesuatu hal. Definisi seseorang mengenai
suatu kata mungkin berbeda dengan orang lain
c. Pendekatan
yang buruk
Walaupun
sudah mengetahui cara mendengar yang baik, ternyata menjadi pendengar yang baik
tidaklah mudah. Dalam keadaan melamun atau lelah memikirkan masalah lain,
seseorang cenderung kehilangan minat mendengarnya.
d. Gangguan
Emosional
Dalam
keadaan kecewa, marah, sedih, atau takut, seseorang akan merasa kesulitan saat
menyusun pesan atau menerima pesan dengan baik. Secara praktis, tidak mungkin
menghindari komunikasi ketika sedang ada dalam keadaan emosi. Kesalahpahaman
sering terjadi akibat gangguan emosional.
e. Perbedaan Budaya
Berkomunikasi
dengan orang yang berbeda budaya tidak dapat dihindari, terlebih lagi zaman
globalisasi ini. Perbedaan budaya merupakan hambatan yang paling sulit diatasi.
f.
Gangguan Fisik
Pengirim atau penerima mungkin terganggu
oleh hambatan yang bersifat fisik seperti akustik yang jelek, tulisan yang
tidak dapat dibaca, cahaya yang redup, atau masalah kesehatan. Gangguan fisik bisa mengganggu konsentrasi dalam
berkomunikasi.
·
Hambatan Komunikasi Dalam
Organisasi
a.
Kelebihan Beban Informasi dan
Pesan Yang Bersaing
Perkembangan teknologi telah menyebabkan jumlah pesan dalam
suatu organisasi meningkat tajam hingga kecepatan yang semakin tinggi. Pesan
melalui surat-surat dari pos, email dan telephon dari berbagai sumber telah
membanjiri organisasi dan masing-masing bersaing untuk memperoleh perhatian
lebih awal. Hal itu bisa berakibat pada adanya pesan yang tidak ditanggapi,
pesan yang dianggap tidak penting, atau pemberian respons yang tidak akurat.
b. Penyaringan Yang Tidak Tepat
Ketika meneruskan suatu pesan
kepada orang lain dalam organisasi, biasanya terjadi penyaringan yang dilakukan
dengan memotong atau menyingkat pesan. Pesan dalam organisasi dikirim melalui
berbagai saringan. Misalnya melewati penjaga pintu terlebih dahulu, karyawan
kantor depan, sekretaris, baru kemudian sampai kepada pimpinan. Bisa jadi suatu
pesan penting tidak sampai sebagian atau bahkan seluruhnya karena telah
dipotong atau dibuang.
c. Iklan
Komunikasi Tertutup atau Tidak Memadai
Pertukaran informasi yang bebas dan
terbuka merupakan salah satu ciri komunikasi yang efektif. Iklim komunikasi
sangat terkait dengan gaya kepemimpinan. Gaya
manajemen yang tertutup cenderung menghambat pertukaran informasi. Demikian
pula saluran yang terlalu banyak bisa mengubah pesan ketika bergerak vertikal
atau horisontal dalam sebuah organisasi.
d. Pengertian
Komunikasi Interpersonal efektif dalam organisasi
Komunikasi
interpersonal dapat dikatakan efektif apabila pesan diterima dan dimengerti
sebagaimana dimaksud oleh pengirim pesan, pesan ditindalanjuti dengan sebuah
pembuatan secara sukarela oleh penerima pesan, dapat meningkatkan kualitas
hubungan antar pribadi, dan tidak ada hambatan akan hal itu. Komunikasi
interpersonal efektif adalah komunikasi yang terkandung dalam tatao muka dan
slaing mempengaruhi, mendengarkan, menyampaikan pernyataan, keterbukaan,
kepekaan yang merupakan cara paling efektif dalam mengubah sikap, pendapat dan
perilaku seseorang dengan efek umpan balik secara langsung.
Adapun komunikasi efektif dalam organisasi mencakup dua jenis, yakni:
Adapun komunikasi efektif dalam organisasi mencakup dua jenis, yakni:
·
Componential
Menjelaskan komunikasi antar pribadi denganmengamati komponen-komponen utamanya, dalam hal ini adalah penyampaian pesan oleh satu orang dan penerimaan pesan oleh orang lain dengan berbagai dampaknya dan dengan peluang untuk memberikan umpan balik dengan segera.
Menjelaskan komunikasi antar pribadi denganmengamati komponen-komponen utamanya, dalam hal ini adalah penyampaian pesan oleh satu orang dan penerimaan pesan oleh orang lain dengan berbagai dampaknya dan dengan peluang untuk memberikan umpan balik dengan segera.
·
Situational
Interaksi
tatap muka antara dua orang dengan potensi umpan balik langsung dengan situasi
yang mendukung di sekitarnya.
·
Model Pengolahan Informasi
dalam Komunikasi
Model
ini berdasarkan teori belajar kognitif (Piaget) dan berorientasi pada kemampuan
seseorang dalam memproses informasi untuk memperbaiki kemmapuannya. Pengolahan
informasi mengacu kepada cara orang menangani rangsangandari lingkungan,
mengorganisasi data, mengembangkan konsep dan memecahkan masalah, serta
mengunakan lambang verbal dan non verbal.
Model
pengolahan informasi mencakup empat jenis, yaitu:
·
Rational
Model ini
berasumsi bahwa orang beroperasi dalam model pengolahan dikontrol menggunakan
prosedur analitis
·
Limited Capacity
Model ini menunjukan bagaimana orang
menyatakan pengolahan informasi.
·
Expert
Model
ini bergantung pada model limited capacity.
·
Cybernetic
Model
ini berpendapat bahwa informasi diproses dari waktu ke waktu.
e. Model
Interaktif Manajemen dalam Komunikasi Model
interaktif manajemen mencakup lima jenis, yaitu:
·
Confidence
Dalam manajemen, timbulnya suatu interkasi karena adanya rasa nyaman. Kenyamanan tersebut dapat membuat suatu organisasi bertahan lama dan menimbulkan suatu kepercayaan dan pengertian.
Dalam manajemen, timbulnya suatu interkasi karena adanya rasa nyaman. Kenyamanan tersebut dapat membuat suatu organisasi bertahan lama dan menimbulkan suatu kepercayaan dan pengertian.
·
Immediacy
Model organisasi yang membuat suatu organisasi tersbeut menjadi segar dan tidak membosankan.
Model organisasi yang membuat suatu organisasi tersbeut menjadi segar dan tidak membosankan.
·
Interaction
Management
Adanya berbagai interaksi
dalam manajemen, seperti mendengarkan dan juga menjelaskan kepada berbagai
pihak yang bersangkutan.
·
Expressiveness
Mengembangkan suatu komitmen dalam suatu organisasi dengan berbagai macam ekspresi perilaku.
Mengembangkan suatu komitmen dalam suatu organisasi dengan berbagai macam ekspresi perilaku.
·
Other Orientation
Adanya komunikasi antara
komunikasi dengan satu pihak ke pihak lain, sebagai tukar menukar informasi.
Adi Fahrudin,
Ph. D.,. (2012). Pemberdayaan, Partisipasi dan
Penguatan Kapasitas Masyarakat. Bandung:
Humaniora
Fitri
Fausiah, Julianti Widury. (2007). Psikologi
Abnormal. Jakarta:UI-Press
Gundarmauniversity. Teori Organisasi Umum. Lista.staff.gunadarma.ac.id. 16/10/2017.
2:19
Kamus
Besar Bahasa Indonesia. (2005). Jakarta:
Balai Pustaka
Sopiah, (2008). Perilaku
Organisasional. Yogyakarta:Andi Offset.
Wiryanto. (2004). Pengantar
Ilmu Komunikasi. Jakarta:Grasindo
Langganan:
Postingan (Atom)