Manusia
dan Penderitaan
Disusun oleh :
Nama : Anisa Nur Arifah
NPM : 11514289
Kelas : 1PA15
Universitas
Gunadarma
Jl.
KH Noer Ali, Kalimalang Bekasi telp (021) 88860117
6.1
Pengertian penderitaan
- Penderitaan
Penderitaan berasal
dari kata derita. Kata derita berasal dari bahasa sansekerta yang artinya
menahan atau menanggung. Derita artinya menanggung atau merasakan sesuatu yang
tidak menyenangkan. Penderitaan itu dapat lahir atau batin, atau lahir batin.
Penderitaan juga berarti keadaan yang menyedihkan yang harus ditanggung.
Di bawah ini adalah beberapa contoh
penderitaan yang mungkin sering kita lihat di lingkungan kita.
a.
Pemutusan hak kerja : Bagi orang yang sudah berkeluarga mungkin
penderitaan ini yang paling di takutkan apalagi bagi seorang ayah yang
mempunyai kewajiban menafkahi keluarganya,hal ini akan berdampak buruk tidak
hanya bagi sang ayah namun juga bagi keluarganya.
b.
Kehilangan orang tua
: Hubungan kita dengan orang tua merupakan suatu hubungan yang unik. Oleh sebab
itu pasangan diharapkan bisa memahami makna kehilangan ini. Misalnya dengan
berusaha menggantikan posisinya demi mendukung pasangan. Antara lain dengan
cara selalu berada di dekatnya, menjadi pendengar yang baik, dan selalu siap
membantunya.
c.
Kemiskinan
: Dalam hal ini mungkin semua orang
menderita mengalami kemiskinan.namun miskin disini bukan miskin melarat
melainkan hidup pas-pasan.bagi sebagaian orang hidup seperti itu tidak enak
namun bagi orang lain mungkin hidup seperti itu lebih baik dari pada berlimpah
harta namun anggota keluarga tidak bahagia,semua di atur oleh uang,sibuk dengan
tugas masing”,tidak ada komunikasi.hal itu di buktikan dengan adanya kata-kata
” makan ga makan yang penting kumpul.
d.
Bencana :
Tidak ada yang dapat menghindari sebuah bencana yang diberikan oleh
Allah SWT. Bencana yang datang dapat menghilangkan sebagian ataupun seluruh harta benda yang ada, bahkan dapat
mengakibatkan kehilangan anggota keluarga. Trauma yang diakibatkan oleh bencana
juga sulit untuk dipulihkan. Hal ini membutuhkan banyak waktu untuk seseorang
kembali bangkit dan hidup normal dengan membangun kehidupannya seperti sedia
kala.
6.2
Pengertian siksaan
- Siksaan
Siksaan
dapat diartikan sebagai siksaan badan atau jasmani, dan dapat juga berupa
siksaan jiwa atau rokhani. Akibat siksaan yang dialami seseorang, timbullah
penderitaan.
Siksaan atau penyiksaan
digunakan untuk merujuk pada penciptaan rasa sakit untuk menghancurkan
kekerasan hati korban.
Segala tindakan yang menyebabkan penderitaan, baik secara fisik maupun psikologis,
yang dengan sengaja dilakukkan terhadap seseorang dengan tujuan intimidasi,
balas dendam,
hukuman,
sadisme,
pemaksaan informasi, atau mendapatkan pengakuan palsu untuk propaganda
atau tujuan politik dapat disebut sebagai penyiksaan. Siksaan dapat digunakan
sebagai suatu cara interogasi untuk
mendapatkan pengakuan. Siksaan juga dapat digunakan sebagai metode pemaksaan
atau sebagai alat untuk mengendalikan kelompok yang dianggap sebagai ancaman
bagi suatu pemerintah.
Sepanjang sejarah, siksaan telah juga digunakan sebagai cara untuk memaksakan pindah agama atau cuci otak
politik.
- Phobia
Phobia adalah rasa ketakutan kuat
(berlebihan) terhadap suatu benda, situasi, atau kejadian, yang ditandai dengan
keinginan untuk ngejauhin sesuatu yang ditakuti itu.
Ahli-ahli
medis mempunyai pendapat yang berbeda-beda dan banyak penderita yang mempunyai
teori tentang asal mula dari ketakutan mereka. Kebanyakan phobianya dimulai
dengan suatu shock emosional atau suatu tekanan pada waktu tertentu, misalnya
pekerjaan baru, kematian dalam keluarga, suatu operasi atau sakit yang
serius. Beberapa penderita mengatakan bahwa mereka memang merasa gelisah dan
tertekan sejak masih kanak-kanak, tetapi phobia juga dapat berkembang dalam
diri orang-orang yang kelihatannya tenang dan mantap.
Tanpa pengobatan anak-anak yang menderita phobia sekolah
dapat berkembang menjadi agoraphobia yang parah bila mereka suda biasa.
Kesukarannya adalah, bahwa orang tua sulit membedakan antara kemalasan yang
kadang-kadang timbul dan phobia yang sebenarnya.
Umumnya ada dua aliran tentang penyebab
phobia. Ahli-ahli ilmu jiwa cenderung berpendapat bahwa phobia adalah suatu
gejala dari suatu problema psikologis yang dalam, yang harus ditemukan, dihadapi, dan
ditaklukan sebelum phobianya akan hilang. Sebaliknya ahli-ahli yang merawat tingkah laku percaya
bahwa suatu phobia adalah problemanya dan tidak perlu menemukan sebab-sebabnya
supaya mendapatkan perawatan dan pengobatan. Kebanyakan ahli-ahli setuju bahwa
tekanan dan ketegangan disebabkan oleh karena sipenderita hidup dalam keadaan
ketakutan terus menerus, membuat keadaan sipenderita sepuluh kali lebih parah.
- Tiga siksaan bersifat psikis
1.
Kembimbangan
2.
Kesepian
3.
Katakutan
- Penyebab seseorang merasakan ketakutan
a)
Claustrophobia dan Agoraphobia
Claustrophobia adalah rasa takut terhadap ruangan tertutup.
Agoraphobia adalah
ketakutan yang
disebabkan seseorang berada di tempat terbuka.
b)
Gamang
merupakan ketakutan bila
seseorang di tern pat yang tinggi. Hal itu disebabkan, karena ia takut akibat berada di tempat yang tinggi.
c)
Kegelapan
merupakan suatu ketakutan seseorang
bila ia berada di tempat yang gelap. Sebab dalam pikirannya dalam kegelapan
demikian akan muncul sesuatu yang ditakuti, misalnya setan atau pencuri.
d)
Kesakitan
merupakan ketakutan yang disebabkan
oleh rasa sakit yang akan dialami. Hal itu disebabkan karena dalam pikirannya
semuanya akan menimbulkan kesakitan.
e)
Kegagalan
merupakan ketakutan dari seseorang
disebabkan karena merasa bahwa apa yang akan dijalankan mengalami kegagalan.
Hal itu disebabkan trauma yang pemah dialami membuat sesorang ketakutan kalau sampai terulang lagi.
6.3
Pengertian
kelakuan mental
- Kelakuan mental
Penderitaan batin dalam ilmu psikologi
dikenal sebagai kekalutan mental. Secara lebih sederhana kekalutan mental dapat
dirumuskan sebagai gangguan kejiwaan akibat ketidakmampuan seseorang menghadapi
persoalan yang harus diatasi sehingga yang bersangkutan bertingkah secara
kurang wajar.
- Gejala – gejala kekalutan mental
Gejala-gejala permulaan bagi seseorang yang mengalami
kekalutan mental adalah :
1.
Nampak pada jasmani yang sering
merasakan pusing, sesak napas, demam, nyeri pada
lambung .
2. Nampak pada kejiwaannya dengan rasa
cemas, ketakutan, patah hati, apatis, cemburu,
mudah
marah.
- Tahapan-tahapan gangguan kejiwaan
1.
Gangguan kejiwaan nampak dalam
gejala-gejala kehidupan si penderita baik jasmani
maupun rokhaninya.
2.
Usaha mempertahankan diri dengan
cara negatif, yaitu mundur atau lari, sehingga cara bertahan dirinya salah,
Jadi bukan melarikan diri dari persoalan, tetapi melawan atau memecahkan
persoalan.
3.
kekalutan merupakan titik patah
(mental breakdown) dan yang bersangkutan mengalami
gangguan.
- Sebab-sebab timbulnya kekalutan mental
1.
Kepribadian yang lemah akibat
kondisi jasmani atau mental yang kurang sempuma; hal-hal tersebut sering
menyebabkan yang bersangkutan merasa rendah diri yang secara berangsur-angsur
akan menyudutkan kaedudukannya dan menghancurkan mentalnya.
2.
Terjadinya konflik sosial budaya
akibat norma berbeda antara yang bersangkutan dengan apa yang ada dalam
masyarakat, sehingga ia tidak dapat menyesuaikan diri lagi; misalnya orang
pedesaan yang berat menyesuaikan diri dengan kehidupan kota,
3.
Cara pematangan batin yang salah
dengan memberikan reaksi yang berlebihan
terhadapkehidupan sosial: over
acting sebagai overcompensatie.
- Proses-proses kekalutan mental
1.
Positif : trauma
(luka jiwa) yang dialami dijawab secara baik sebagai usaha agar tetap survive
dalam hidup, misalnya melakukan sholat tahajut waktu malam hari untuk
memperoleh ketenangan dan mencari jalan keluar untuk mengatasi kesulitan yang
dihadapinya, ataupun melakukan kegitan yang positif setelah kejatuhan dalam
kehidupan.
2.
Negatif : trauma
yang dialami diperlarutkan atau diperturutkan, sehingga yang bersangkutan
mengalami frustasi,yaitu tekanan batin akibat tidak tercapainya apa yang
diinginkan. Bentuk frustasi antara lain :
~ Agresi
~ Regresi
~ Fiksasi
~ Proyeksi
~ Identifikasi
~ Narsisme
~ Autisme
6.4
Penderitaan dan Perjuangan
- Hubungan antara penderitaan dan perjuangan
Setiap manusia pasti mengalami
penderitaan, baik berat ataupun ringan
Penderitaan dikatakan sebagai kodrat
manusia, artinya sudah menjadi konsekuensi manusia hidup, bahwa manusia hidup
ditakdirkan bukan hanya untuk bahagia, melainkan juga menderita. Karena itu
manusia hidup tidak boleh pesimis, yang menganggap hidup sebagai rangkaian
penderitaan. Manusia harus optimis, ia harus berusaha mengataasi kesulitan hidup. Allah telah berfirman dalam surat
Arra'du ayat l l. bahwa Tuhan tidak akan merubah nasib seseorang kecuali orang
itu sendiri yang berusaha merubahnya.
Pembebasan dari penderitaan pada
hakekatnya meneruskan kelangsungan hidup. Caranya ialah berjuang menghadapi
tantangan hidup dalam alam lingkungan, masyarakat sekitar, dengan waspada, dan
disertai doa kepada Tuhan supaya terhindar dari bahaya dan malapetaka. Manusia
hanya merencanakan dan Tuhan yang mcnentukan. Kelalaian manusia merupakan
sumber malapetaka yang menimbulkan penderitaan. Penderitaan yang terjadi selain
dialami sendiri oleh yang bersangkutan, mungkin juga dialami oleh orang lain.
Bahkan mungkin terjadi akibat perbuatan atau kelalaian seseorang, orang lain
atau masyarakat menderita.
6.5
Penderitaan, media masa dan seniman
- Hubungan antara penderitaan, media masa dan seniman
Dalam dunia modern ini kemungkinan
terjadi penderitaan itu lebih besar. Hal ini telah dibuktikan oleh kemajuan
teknologi dan sebagainya menyejahterakan manusia dan sebagian lainya membuat
manusia menderita. Pencipta bom atom, reactor, nuklir, pabrik senjata merupakan
sumber peluang terjadinya penderitaan manusia. Hal ini sudah terjadi seperti
bom atom di Hirosima dan Nagasaki, kebocoran reactor nullir di Unisoviet. Penggunaan
peluru kendali dalam perang Irak.
Media
masa merupakan alat yang paling tepat untuk mengkomunikasikan
peristiwa-peristiwa penderitaan manusia secara cepat kepada masyarakt. Dengan
demikian masyarakat dapat segera menilai untuk menentukan sikap antara sesama
manusia terutama bagi yang merasa simpati. Tetapi tidak kalah pentingnya
komunikasi yang dilakukan para seniman melalui karya seni, sehingga para
pembaca, penontonnya dapat menghayati penderitaan sekaligus keindahan karya
seni.
6.6
Penderitaan
dan sebab-sebabnya
- Sebab-sebab timbulnya penderitaan
Apabila kita kelompokan secara
sederhana penderitaan dapat dikelompokkan berdasarkan sebab-sebab timbulnya
adalah sebagai berikut :
1.
Penderitaan yang timbul karena
perbuatan buruk manusia.
Penderitaan yang menimpa manusia
karena perbuatan buruk manusia dapat terjadi dalam hubungan sesama manusia dan
hubungan manusia dengan alam sekitarnya.
2. Penderitaan
yang timbul karena penyakit, siksaan / azab Tuhan
Penderitaan
manusia dapat juga terjadi akibat penyakit atau siksaan I azab Tuhan.
Namun kesabaran,
tawakal, dan optimisme dapat merupakan usaha manusia untuk
mengatasi
penderitaan itu
6.7
Pengaruh penderitaan
Orang yang mengalami penderitaan
mungkin akan memperoleh pengaruh bermacam-macam dan sikap dalam dirinya. Sikap
yang timbul dapat berupa sikap positif ataupun sikap negatif. Sikap negatif
misalnya penyesalan karena tidak bahagia, sikap kecewa, putus asa, ingin bunuh
diri. Kelanjutan dari sikap negatif ini dapat timbul sikap anti, misalnya anti
kawin atau tidak mau kawin, tidak punya gairah hidup.
Sikap positif yaitu sikap optimis
mengatasi penderitaan hidup, bahwa hidup bukan rangkaian penderitaan, melainkan
perjuangan membebaskan diri dari penderitaan, dan penderitaan itu adalah hanya
bagian dari kehidupan.
Apabila sikap negatif dan sikap
positif ini dikomunikasikan oleh para seniman kepada para pembaca, penonton,
maka para pembaca, para penonton akan memberikan penilaiannya. Penilaian itu
dapat berupa kemauan untuk mengadakan perubahan nilai-nilai kehidupan dalam
masyarakat dengan tujuan perbaikan keadaan.
Referensi :
Nugroho.Widyo, Muchji.Ahmad (1994). Ilmu Budaya Dasar.
Jakarta: Gunadarma